JAKARTA. Pebisnis listrik berbasis panas bumi minta pemerintah memberikan kepastian harga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Mereka menilai harga listrik PLTP yang ditetapkan pemerintah saat ini terlalu murah lantaran lebih rendah dari listrik berbahan bakar batubara (PLTU) sehingga listrik panas bumi tidak ekonomis bagi pebisnis. Presiden Diretur PT Star Energy Rudy Suparman mencontohkan, harga listrik untuk panas bumi di PLTP Wayang Windu, hanya sebesar US$ 6,2-6,3 sen per kilowatt-hour (KWh). "Hal ini membuat tingkat keekonomian kami tidak tercapai," kata Rudy kepada KONTAN, Rabu (16/9). Karena harga terlalu murah, Rudy mengklaim pihaknya kesulitan untuk mengembangkan PLTP yang baru. "Dengan harga US$ 6,2 sen per KwH beroperasi tingkat pengembalian minus," katanya.
Listrik geotermal terlalu murah
JAKARTA. Pebisnis listrik berbasis panas bumi minta pemerintah memberikan kepastian harga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Mereka menilai harga listrik PLTP yang ditetapkan pemerintah saat ini terlalu murah lantaran lebih rendah dari listrik berbahan bakar batubara (PLTU) sehingga listrik panas bumi tidak ekonomis bagi pebisnis. Presiden Diretur PT Star Energy Rudy Suparman mencontohkan, harga listrik untuk panas bumi di PLTP Wayang Windu, hanya sebesar US$ 6,2-6,3 sen per kilowatt-hour (KWh). "Hal ini membuat tingkat keekonomian kami tidak tercapai," kata Rudy kepada KONTAN, Rabu (16/9). Karena harga terlalu murah, Rudy mengklaim pihaknya kesulitan untuk mengembangkan PLTP yang baru. "Dengan harga US$ 6,2 sen per KwH beroperasi tingkat pengembalian minus," katanya.