Literasi Masih Rendah, Sri Mulyani Ingatkan Masyarakat Waspada Modus Investasi Bodong



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, ketimpangan atau gap antara literasi dan inklusi keuangan di Indonesia masih tinggi. Karena masih tingginya masyarakat yang belum terliterasi tersebut, alhasil banyak juga yang menjadi korban modus penipuan investasi bodong dengan diiming-imingi keuntungan yang besar.

Dia mencatat saat ini sebesar 85% masyarakat sudah mulai melakukan transaksi keuangan, baik itu menabung, berinvestasi dan menggunakan jasa keuangan. Sementara itu, literasinya baru hanya sekitar 50%. Artinya masih ada sekitar 35% masyarakat yang belum terliterasi.

“Ini berarti banyak masyarakat kita yang sudah menggunakan jasa keuangan tapi literasinya baru 50%,” tutur Sri Mulyani dalam agenda LIKE IT: Generasi Muda Pelaku Usaha, Senin (14/8).


Baca Juga: OJK Telisik Kasus Pinjol di Kegiatan Mahasiswa UIN Raden Mas Said Surakarta

Menurut Menkeu, gap tersebut menunjukkan masyarakat sudah menggunakan dan memanfaatkan produk keuangan, tetapi belum paham sepenuhnya tentang produk yang digunakan. Literasi tersebut dimaksudkan, agar masyarakat yang menggunakan produk keuangan juga bisa memilah produk keuangan mana yang baik dan tidak merugikan.

Sri Mulyani juga mengingatkan, agar masyarakat tidak mudah tergiur dengan produk keuangan yang memberikan iming-iming keuntungan cepat dengan cara yang mudah, karena bisa saja terindikasi penipuan.

“Jangan sampai ada yang berinvestasi atau melakukan kegiatan keuangan yang kemudian merugikan dirinya sendiri karena  tidak paham dan melek terhadap aspek-aspek investasi,” kata Menkeu.

Baca Juga: Waspada, Crazy Rich Bikin Banyak Kerugian Investasi Bodong

Menurut dia, saat ini kebanyakan milenial yang menggunakan produk keuangan. Sebab, untuk mengakses produk keuangan seperti layanan perbankan, investasi, dan lainnya sudah bisa diakses melalui smartphone.

“Bahkan yang investasi di surat berharga juga mayoritas 51% generasi milenial dan generasi Z,” katanya.

Lebih lanjut, untuk memberikan pemahaman atau literasi keuangan kepada masyarakat utamanya anak muda, Sri Mulyani mengatakan, pihaknya bersama Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bekerja sama dalam melakukan sosialisasi literasi keuangan yang sudah dijalankan sejak 2021 lalu.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati