NUSA DUA. Bank Indonesia (BI) terus mendorong program keterbukaan akses layanan perbankan (financial inclusion) melalui Layanan Keuangan Digital (LKD). Ronald Waas, Deputi Gubernur BI mengatakan, peluang untuk membuka akses layanan perbankan untuk masyarakat masih luas. Pasalnya, baru sekitar 36% penduduk dewasa di Indonesia terkoneksi dengan perbankan. "Kami menargetkan di tahun 2019 sebanyak 75% penduduk dewasa di Indonesia memperoleh akses bank," kata Ronald, usai acara Global Conference Maximizinh The Power of Financial Access, Rabu (30/11). Untuk mencapai target tersebut, harapannya semakin banyak jumlah agen bank yang dapat memberikan akses perbankan melalui LKD. BI mencatat saat ini total agen LKD mencapai 114.000 per November 2016. Jumlah tersebut masih kurang untuk menjaring masyarakat memperoleh akses bank. Untuk itu, BI juga berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada program Laku Pandai.
LKD jadi andalan BI dorong financial inclusion
NUSA DUA. Bank Indonesia (BI) terus mendorong program keterbukaan akses layanan perbankan (financial inclusion) melalui Layanan Keuangan Digital (LKD). Ronald Waas, Deputi Gubernur BI mengatakan, peluang untuk membuka akses layanan perbankan untuk masyarakat masih luas. Pasalnya, baru sekitar 36% penduduk dewasa di Indonesia terkoneksi dengan perbankan. "Kami menargetkan di tahun 2019 sebanyak 75% penduduk dewasa di Indonesia memperoleh akses bank," kata Ronald, usai acara Global Conference Maximizinh The Power of Financial Access, Rabu (30/11). Untuk mencapai target tersebut, harapannya semakin banyak jumlah agen bank yang dapat memberikan akses perbankan melalui LKD. BI mencatat saat ini total agen LKD mencapai 114.000 per November 2016. Jumlah tersebut masih kurang untuk menjaring masyarakat memperoleh akses bank. Untuk itu, BI juga berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada program Laku Pandai.