Lo Kheng Hong raup dividen Petrosea (PTRO) Rp 16,5 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Konglomerat dapat cuan dari dividen sudah biasa. Yang luar biasa itu, individu yang dapat cuan dividen rasa konglomerat.

Investor saham Lo Kheng Hong merupakan individu tersebut. Dia memperoleh dividen dari PT Petrosea Tbk (PTRO). "Dividen yang akan saya terima Rp 16,5 miliar," ujar pria yang juga akrab disapa LKH itu kepada Kontan.co.id, Senin (22/4).

Nilai tersebut bahkan naik lebih dari dua kali lipat dibanding dividen yang diterima sebelumnya. Tahun lalu, saat PTRO membagikan dividen tahun buku 2017, LKH meraup Rp 7,12 miliar.


Perolehan tersebut tak lepas dari posisi LKH di PTRO. Berdasarkan daftar pemegang saham Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 16 April 2019, dirinya pemilik 137,84 juta atau setara 13,67% saham PTRO.

Kepemilikannya itu menjadi yang terbesar kedua setelah PT Indika Energy Tbk (INDY). INDY merupakan pemegang 704,01 juta atau setara 69,8% saham PTRO.

Sementara, seperti diketahui, PTRO baru saja mengumumkan pembagian dividen tahun buku 2018. Nilainya US$ 8,72 juta atau setara 38% dari laba bersih tahun lalu, US$ 22,96 juta. Adapun nilai dividen per sahamnya US$ 0,00865.

Jika dirupiahkan, nilai dividen per sahamnya sekitar Rp 121,86. Ini dengan asumsi rupiah berada di level Rp 14.088 per dollar Amerika Serikat (AS). Nilai per saham ini yang dikalikan dengan kepemilikan saham LKH di PTRO. Hasilnya, duit belasan miliar masuk kantong pribadi.

Usut punya usut, kepemilikan LKH di PTRO saat ini juga rupanya bertambah. Tahun lalu, saat LKH meraup Rp 7,12 miliar dari dividen PTRO senilai US$ 0,0045, kepemilikannya di PTRO masih sekitar 11%.

Sehingga, selain kenaikan nilai dividen per saham PTRO, ada faktor lain yang membuat perolehan dividen LKH kali ini naik 131%. Faktor ini adalah, kombinasi antara kesabaran dan konsep salah harga.

LKH sejatinya bisa saja sedikit memetik hasil investasinya tersebut. Kalau dia beli mobil Rp 1 miliar saja sudah dapat mobil tergolong mewah, itu pun masih sisa Rp 15 miliar.

Namun, menurutnya hal itu kurang tepat. Terlebih, untuk investasi. Sebab, nilai atau harga mobil bakal terus menurun. "Kalau dibelikan saham, nilai uangnya akan meningkat terus dari tahun ke tahun," imbuhnya.

LKH bersedia beli mobil. Asal, mobil bekas yang harganya sudah turun 80%. Jadi, rugi akibat penyusutan atau depresiasi tidak besar. Karena menurut LKH, mobil hanya sekadar alat transportasi, bukan untuk pamer kekayaan.

Dari situ sudah bisa ditebak. LKH belum berniat mencairkan dividen tersebut. Duitnya justru akan dibelikan saham lagi, saham yang salah harga. Sebab, menurutnya, jika ingin berinvestasi, idealnya 100% uang investasi tersebut dibelikan saham.

"Dividen yang saya terima tahun lalu juga sudah habis dibelikan saham," pungkas LKH.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati