Logam Industri Tertekan di 2023, Ada Peluang Naik Tahun Depan?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga logam industri terus tertekan sepanjang 2023. Diperkirakan, logam industri membaik di 2024 seiring penurunan suku bunga acuan.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga Jumat (8/12) hanya harga tembaga yang mencatatkan kenaikan dari awal tahun (year to date/(YtD) sebesar 2,91% menjadi US$ 3,82 per lbs. Sementara harga alumunium turun 6,38% YTD menjadi US$ 2.570,69 per ton.

Lalu, harga paladium anjlok 43,87% YtD menjadi US$ 981,20 per troi ons. AdapunĀ nikelĀ ambles 48,7% YtD menjadi US$ 16.331 per ton.


Research And Development PT Handal Semesta Berjangka Alwy Assegaf mengatakan pelemahan logam industri beriringan dengan pelemahan ekonomi China. Kondisi yang tidak baik di China juga terlihat dari pemangkasan rating kreditnya dari Moody's dari stabil menjadi negatif.

Selain itu, era suku bunga yang tinggi juga menjadi penekan harga logam industri. "Tahun 2022 hingga 2023 merupakan era suku bunga tinggi, sehingga melambatkan perekonomian global yang juga melemahkan permintaan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (8/12).

Meski demikian, Alwi menilai ada potensi penguatan harga di 2024. Ini sejalan dengan ekspektasi penurunan suku bunga yang akan dilakukan sejumlah bank sentral.

Alwi mengatakan, the Fed diperkirakan akan memangkas suku bunga yang akan dilakukan pada Maret 2024. Selain itu, Bank Sentral Eropa (ECB) juga mulai ada opsi untuk memangkas suku bunga, bahkan Alwi bilang, probabilitasnya sekitar 85% ECB bakal memangkas suku bunganya di Maret 2024.

"Ketika era suku bunga tinggi berakhir, ada harapan pemulihan ekonomi sehingga permintaan terhadap komoditas bisa meningkat," paparnya.

Alwi memproyeksikan harga tembaga di semester I 2024 berada di US$ 4 per lbs. Lalu alumunium di US$ 2.257 per ton, nikel US$ 17.000 per, dan paladium US$ 1.075 per troi ons.

Pengamat Komoditas dan Mata Uang Lukman Leong sepakat bahwa penurunan suku bunga akan memberikan potensi penguatan harga logam industri. Dari sejumlah logam industri tersebut, Lukman menilai tembaga menjadi komoditas yang paling menarik.

Ia menuturkan, tembaga dipergunakan dalam banyak aplikasi dan selalu dikaitkan erat dengan ekonomi China. "Di tengah ekspektasi supply constrain di masa depan, saya melihat harga tembaga memiliki potensi kenaikan yang paling bagus," sambungnya.

Lukman pun memproyeksikan harga tembaga tembaga di US$ 9.500 - US$ 10.000. Lalu, aluminium di level US$ 2.300 - US$ 2.500, nikel US$ 20.000 - US$ 23.000, dan palladium US$ 1.200 - US$ 1.300.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Rizki Caturini