Logindo incar US$ 4 juta dari penjualan 14 kapal



JAKARTA. Perusahaan pelayaran, PT Logindo Samudramakmur Tbk melego 14 kapalnya. Saat ini, Logindo mencari pembeli, baik dari dalam maupun luar negeri.

Pada tahun lalu, perusahaan dengan kode emiten LEAD di Bursa Efek Indonesia itu berhasil menjual satu kapal jenis landing craft tank seharga US$ 120.000. Pembeli kapal ini berasal dari luar negeri. Nah, 14 kapal yang dijajakan Logindo tahun ini, sebelumnya juga sempat dijajakan pada tahun lalu.

Semua kapal itu, memiliki harga yang bervariasi. Jenis flat top barge dijajakan dengan harga lebih murah, sedangkan tug boat atau crew boat bernilai lebih tinggi.


Logindo menjual kapal-kapal tersebut lantaran kapal tersebut sudah tua dan sebagian merupakan kapal kecil. Sementara kapal-kapal besar, masih digunakan.

"Kami hanya berhasil menjalankan (jual) satu kapal tahun lalu," ujar Sundap Carulli, Sekretaris Perusahaan Logindo Samudramakmur kepada KONTAN, Senin (13/3).

Sundap menyatakan, kapal yang dijual tersebut berusia rata-rata di atas sepuluh tahun. Penjualan aset tersebut pun dinilai tidak memberikan pengaruh banyak terhadap kontribusi pendapatan. Hanya saja, penjualan kapal itu nantinya juga akan menekan biaya perawatan kapal.

Berdasarkan harga buku, potensi penjualan kapal-kapal tersebut berpotensi memberikan pemasukan sekitar US$ 6 juta. Hanya saja, Sundap memprediksi harganya tak akan sampai US$ 6 juta. "Tapi kemungkinan harga jual pasti di bawah itu. Mungkin maksimal US$ 4 juta," imbuhnya.

Saat ini pasar pelayaran sedang lesu. Logindo juga belum mendapatkan calon pembeli berikutnya. Pihaknya saat ini juga tengah mengupayakan agar bisa menjaring pembeli baru. Selain itu, kondisi pasar yang kurang bergairah juga berdampak pada tingkat utilisasi kapal. Logindo berharap, tahun ini ada perbaikan. "Tahun lalu, tingkat utilisasinya sekitar 40%, target utilisasi tahun ini kami harap 50%," ujarnya.

Pada Desember 2016, LEAD membukukan pendapatan US$ 32,51 juta. Angka tersebut lebih rendah, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun 2015 yakni US$ 47,12 juta. Sementara, pada 2016 perusahaan masih mencatatkan rugi tahun berjalan sebesar Rp 20,96 juta.

LEAD juga sudah menjadwalkan ulang hutang perusahaan sejak semester II-2016. Hal itu, menurut Sundap meringankan cicilan hutang perusahaan kepada perbankan. "Hutang yang setahun, jadi seperlima atau diperpanjang menjadi lima tahun terminnya," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia