Logindo (LEAD) berupaya tekan kerugian di tahun ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Logindo Samuderamakmur Tbk (LEAD) mau menekan kerugian di tahun ini. Perusahaan jasa pelayaran ini mengincar kontrak jangka panjang demi memperbaiki kinerja usahanya.

Presiden Direktur Logindo Samudramakmur  Eddy Kurniawan Logam mengatakan, tahun ini pendapatan LEAD akan mirip dengan tahun lalu. Hal ini karena utilisasi penggunaan kapal diperkirakan sama.

Sekedar info, tahun lalu utilisasi 48 kapal LEAD mencapai 59%. Tingkat utilisasi ini naik dari tahun 2017 yang sebesar 40%.


"Hal ini karena belum ada kontrak jangka panjang serta suplai kapal-kapal offshore masih banyak menyebabkan persaingan masih ketat sehingga harga sewa kapal sulit ditingkatkan," kata Eddy, usai paparan publik di Bursa Efek Indonesia, Rabu (19/6).

Sekedar info, dalam laporan keuangan, pendapatan LEAD tahun 2018 mencapai US$ 26,8 juta atau turun dari tahun sebelumnya yang sebesar US$ 27,01 juta.

Penurunan tajam terjadi pada bottom line perusahaan. Kerugian bersih LEAD tahun 2018 mencapai US$ 45,3 juta atau naik dari kerugian tahun sebelumnya mencapai US$ 20,1 juta.

Eddy optimistis tahun ini kerugian tidak akan sebesar tahun lalu. Menurutnya, tahun lalu kerugian bersih LEAD sejatinya hanya US$ 9 juta. Hanya saja ada ada penurunan nilai aset (impairment) yang membuat adanya kerugian dalam nilai buku perusahaan menjadi US$ 36 juta. "Tahun ini masih rugi tapi dipastikan tidak ada impairment lagi. Sehingga kerugian tidak akan sebesar tahun lalu," jelasnya.

Manajemen LEAD tidak bisa memastikan kapan waktu break even point (BEP). Menurut Eddy, bila utilisasi meningkat menjadi 80% baru bisa menurunkan kerugian. Sebab bila utilisasi meningkat maka perusahaan bisa meningkatkan harga sewa. "Dari utilisasi dan harga sewa saja yang bisa menggerakan waktu kecepatan BEP," jelasnya.

Salah satu langkah manajemen untuk menekan kerugian juga dari menjual kapal. Tahun ini, LEAD sudah menjual tiga kapal. Sehingga total kapal yang dimiliki mencapai 45 unit. Total dana hasil penjualan kapal ke pengusaha lokal mencapai US$ 300.000. "Kami lihat kapal-kapal yang dijual tidak ada potensi untuk disewa kontrak jangka panjang," jelasnya.

Meski demikian, tahun ini belum ada rencana LEAD membeli kapal baru. Menurut Eddy, pihaknya akan fokus untuk mencari kontrak baru yang berjangka panjang khususnya untuk jenis kapal besar.

Oleh karena itu untuk tahun ini, LEAD fokus untuk mengisi kebutuhan kapal offshore bagi Pertamina Hulu Mandiri (PHM). Sambil tentunya mengincar kontrak-kontrak lain.

Tahun ini, manajemen LEAD juga belum ada rencana pengeluaran alokasi belanja modal. Menurut Adrianus Iskandar, Chief Financial Officer (CFO) Logindo Samudramakmur, pihaknya sedang dalam restrukturisasi untuk meringankan beban bunga.

Adrianus menjelaskan. saat ini LEAD mengandalkan 95% dana dari tiga perbankan Singapura. "Kami ingin perbaiki cash flow. Proses restrukturisasi juga tentunya untuk meringankan beban bunga," kata Adrianus, Senin (19/6).

LEAD juga tidak melihat pendanaan lain dari dalam negeri, baik dari obligasi, bank dalam negeri maupun rights issue.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat