Logindo masih mencari calon pembeli 15 kapal



JAKARTA. Merealisasikan strategi efisiensi di perusahaan rupanya tak semudah membalikkan telapak tangan. Contohnya PT Logindo Samudramakmur Tbk, hingga kini masih menanti calon pembeli 15 kapal yang mereka tawarkan sejak akhir tahun lalu.

Tujuan penjualan aset tersebut karena pertimbangan ekonomi. Harga minyak dunia yang belum pulih, mendorong perusahaan jasa angkut offshore seperti Logindo sepi order. Dus, sejumlah kapal mereka banyak yang nganggur.

Nah, Logindo ingin mengurangi beban pengeluaran dengan menjual aset berupa kapal tadi. "Sudah sejak akhir tahun lalu, kami pasarkan kapal-kapal itu, saat ini mencari permintaan terbaik," ujar Sundap Carulli, Chief Financial Officer and Corporate Secretary PT Logindo Samudramakmur Tbk kepada KONTAN, Kamis (21/7).


Selain alasan efisiensi, usia kapal yang mulai senja juga menjadi pertimbangan Logindo. Manajemen Logindo mengaku, usia 15 kapal yang akan dijual sudah lebih dari ketentuan internal mereka.

Meski belum juga terjual, bukan berarti tak ada peminat yang melirik belasan kapal tersebut. Sundap bilang, sejauh ini ada beberapa calon pembeli yang menghampiri Logindo. Mereka pun sedang mengevaluasi proposal penawaran pembelian.

Mengingat pasar minyak yang sedang lesu dan usia kapal, Logindo sadar mesti realistis mematok harga. Gambaran mereka, harga kapal kategori kecil yang mereka jual, tak sampai US$ 5 juta per kapal.

Sembari menjajakan aset, terbersit di benak Logindo untuk merambah bisnis pengangkutan hasil gas. Namun, mereka belum akan merealisasikan rencana itu pada tahun ini. Manajemen perusahaan bilang, butuh 1,5 tahun untuk melakukan persiapan.

Beberapa persiapan yang sedang dilakukan Logindo seperti membikin perhitungan bisnis. Mulai dari, mengumpulkan data pasar hingga mencari peluang kerjasama dengan perusahaan lain.

"Kami juga mesti melihat permintaan pelanggan, seberapa besar pengangkutan gas itu sendiri, untuk saat ini masih ada PGN dan Pertamina Gas," kata Sundap.

Kalau nanti Logindo jadi terjun ke bisnis pengangkutan hasil gas, mereka perlu kapal khusus pengangkut liquefied natural gas (LNG). Perkiraan manajemen Logindo, upaya memenuhi kapal tersebut kemungkinan tak mudah. Pasalnya, kebutuhan kapal pengangkut produk LNG sangat spesifik dan belum tentu ada yang siap di pasar.

Makanya, Logindo berencana memulai dengan kapal ekonomis berukuran 13.000 meter kubik (m³) -15.000 m³. Mimpi Logindo, kapal tersebut akan mereka pakai sebagai feeder pengangkutan gas antarpulau.

Rencana masuk bisnis pengangkutan hasil gas merupakan upaya Logindo keluar dari tekanan bisnis pengangkutan offshore. Perusahaan berkode LEAD di Bursa Efek Indonesia itu melihat, harga minyak masih akan bertengger lama di kisaran US$ 46 per barel - US$ 50 per barel. Sementara kisaran harga itu tak ideal bagi bisnis mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie