Lokasi PLTU Batang tetap, diharapkan 2019 menyala



JAKARTA. PT Bhimasena Power Indonesia memastikan tidak akan memindah lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2x1.000 megawatt di Batang Jawa Tengah. Anak usaha PT Adaro Energy Tbk ini menunggu hasil eksekusi lahan yang dilakukan PLN.

Ada dua alasan mengapa Bhimasena enggan beranjak dari Batang. Pertama, pengadaan tanah sudah mencapai 226 hektare, dan tinggal sisa 29 ha saja. "Tidak pernah ada rencana relokasi PLTU, lahan sudah 87% kami bebaskan," kata Mohammad Effendi, Direktur Utama Bhimasena Power Indonesia, Selasa (18/11).

Pertimbangan lain adalah saat ini belum ada pembangkit setrum baru berkapasitas besar di antara jaringan transmisi listrik yang menghubungkan pembangkit di Cirebon, Jawa Barat dan pembangkit di Ungaran, Jawa Tengah.


Asal tahu saja, sebelumnya Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki dua opsi untuk mengatasi mandeknya mega proyek senilai US$ 4 miliar di Batang. Akhir Oktober lalu, Bhimasena bersama PT PLN telah menggelar amandemen perjanjian jual beli setrum atawa power purchase agreement (PPA) PLTU Batang sehingga Bhimasena punya waktu menyampaian financial closure proyek, hingga 6 Oktober 2015. Setelah itu, barulah bisa melakukan tahapan konstruksi dan diharapkan PLTU Batang Unit 1 dapat beroperasi mulai kuartal empat 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto