KONTAN.CO.ID - MAUMERE. Perjalanan dari Ende menuju Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) membutuhkan waktu tempuh 4 jam dengan jarak 143 kilometer. Sepanjang jalan menuju Maumere berkelok-kelok melewati bebukitan. Hampir tak terlihat angkutan umum yang melintasi jalanan ini, hanya kendaraan roda empat pribadi, motor, dan sesekali minibus. Dalam perjalanan sejauh 143 kilometer ini, tak ditemukan satu pun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Sekitar 40 kilometer mendekati Kota Maumere, baru terdapat SPBU. Sayang, SPBU itu juga tidak melayani jual beli bahan bakar minyak. “SPBU itu bukanya hanya kadang-kadang saja, juga hanya melayani nelayan,” ujar pengemudi perusahaan travel dari Maumere, Yamin kepada Kontan.co.id, Selasa (31/7). Yamin harus memastikan tangki mobilnya terisi penuh setiap kali ia akan menempuh jalanan dari Ende ke Maumere, pun sebaliknya. Sejauh perjalanan antara Maumere ke Ende, SPBU hanya dapat ditemukan di pusat kota Ende dan Maumere. “Kita tidak berani jalan sebelum mengisi bensin penuh, harus ngisi penuh dulu, soalnya tidak ada SPBU sepanjang perjalanan,” katanya. Beberapa warung di pinggir jalan, menyediakan Pertalite atau bensin eceran yang diisi dalam bekas botol plastik air mineral 1,5 liter, itupun tak penuh atau hanya terisi satu liter Pertalite. Satu botolnya dibanderol dengan harga Rp 13.000. Yamin bercerita, pernah waktu masa-masa sulit menemukan BBM sekitar empat-lima tahun lalu, penjual eceran itu memasang harga Rp 50.000 per botol. “Ya meski mahal tetap ada yang beli, soalnya kan memang butuh juga. Mereka (pedangang bensin eceran) biasanya membeli dari SPBU di pusat kota, kalau SPBU di Ende bisa beli memakai jirigen, kalau di Maumere tidak bisa, tidak boleh. Paling mereka membeli pakai motor dengan ukuran tangki yang cukup banyak atau beli pakai mobil,” papar Yamin. Sementara untuk di kota Maumere saat ini persediaan BBM terpenuhi, hal ini dapat terlihat dari adanya beberapa titik SPBU. Salah satu warga Maumere, Maria mengaku sudah dua tahun terakhir tidak ada kelangkaan BBM.
Lolos dari kelangkaan BBM, warga Maumere nantikan lebih banyak SPBU
KONTAN.CO.ID - MAUMERE. Perjalanan dari Ende menuju Maumere, Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) membutuhkan waktu tempuh 4 jam dengan jarak 143 kilometer. Sepanjang jalan menuju Maumere berkelok-kelok melewati bebukitan. Hampir tak terlihat angkutan umum yang melintasi jalanan ini, hanya kendaraan roda empat pribadi, motor, dan sesekali minibus. Dalam perjalanan sejauh 143 kilometer ini, tak ditemukan satu pun Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Sekitar 40 kilometer mendekati Kota Maumere, baru terdapat SPBU. Sayang, SPBU itu juga tidak melayani jual beli bahan bakar minyak. “SPBU itu bukanya hanya kadang-kadang saja, juga hanya melayani nelayan,” ujar pengemudi perusahaan travel dari Maumere, Yamin kepada Kontan.co.id, Selasa (31/7). Yamin harus memastikan tangki mobilnya terisi penuh setiap kali ia akan menempuh jalanan dari Ende ke Maumere, pun sebaliknya. Sejauh perjalanan antara Maumere ke Ende, SPBU hanya dapat ditemukan di pusat kota Ende dan Maumere. “Kita tidak berani jalan sebelum mengisi bensin penuh, harus ngisi penuh dulu, soalnya tidak ada SPBU sepanjang perjalanan,” katanya. Beberapa warung di pinggir jalan, menyediakan Pertalite atau bensin eceran yang diisi dalam bekas botol plastik air mineral 1,5 liter, itupun tak penuh atau hanya terisi satu liter Pertalite. Satu botolnya dibanderol dengan harga Rp 13.000. Yamin bercerita, pernah waktu masa-masa sulit menemukan BBM sekitar empat-lima tahun lalu, penjual eceran itu memasang harga Rp 50.000 per botol. “Ya meski mahal tetap ada yang beli, soalnya kan memang butuh juga. Mereka (pedangang bensin eceran) biasanya membeli dari SPBU di pusat kota, kalau SPBU di Ende bisa beli memakai jirigen, kalau di Maumere tidak bisa, tidak boleh. Paling mereka membeli pakai motor dengan ukuran tangki yang cukup banyak atau beli pakai mobil,” papar Yamin. Sementara untuk di kota Maumere saat ini persediaan BBM terpenuhi, hal ini dapat terlihat dari adanya beberapa titik SPBU. Salah satu warga Maumere, Maria mengaku sudah dua tahun terakhir tidak ada kelangkaan BBM.