Lombok Timur panen rumput laut 150 ton



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Panen rumput laut di desa Seriweh dan Ekas Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur menghasilkan sebanyak 150 ton. Jumlah tersebut sekitar 25-30% dari perkiraan panen total. Budidaya rumput laut merupakan program alih profesi bagi eks-penangkap benih lobster. Usaha budidaya ini memang menjadi salah satu solusi paling efektif bagi peningkatan ekonomi dan menjadi mata pencaharian yang menguntungkan, ramah lingkungan, dan berkelanjutan bagi masyarakat eks-penangkap benih lobster. "Usaha budidaya rumput laut bagi masyarakat eks penangkap benih lobster ini tepat secara ekonomi dan ramah secara ekologi," ujar Direktur Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Kementerian Kelautan dan Perikanan, Slamet Soebjakto dalam siaran pers (2/1). Panen rumput laut akan dilakukan secara bertahap. Pada puncaknya Januari 2018 setidaknya akan dipanen sebanyak 600 ton rumput laut. Saat ini pembudidaya menjual rumput laut kering hasil panen mereka dengan harga Rp16.000 per kilogram (kg) hingga Rp 17.000 per kg. Penjualan tersebut membuat pembudidaya dapat meraup pendapatan hingga Rp10 juta sampai 15 juta per orang. Waktu pemeliharaan rumput laut pun sangat singkat. Selama 1 tahun, panen bisa dilakukan 5 hingga 6 kali. Bantuan budidaya rumput laut tersebar di Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Lombok Tengah, dan Kabupaten Lombok Barat. Hingga akhir Desember ini, di Kabupaten Lombok Timur sendiri telah berhasil dipanen rumput laut sebanyak 600 ton, di Kabupaten Lombok Tengah sebanyak 100 ton, dan di Kabupaten Lombok Barat juga sebanyak 100 ton. Secara keseluruhan pemerintah telah memberikan 728 paket bantuan budidaya rumput laut. Melalui bantuan tersebut diharapkan akan diperoleh produksi sebanyak 9.100 ton rumput laut basah atau 910 ton rumput laut kering senilai Rp15,5 miliar setiap kali musim panen. Asal tahu saja, secara keseluruhan ada sebanyak 2.246 paket berbagai jenis usaha budidaya disalurkan kepada 2.246 rumah tangga perikanan (RTP). Selain bantuan budidaya rumput laut terdapat paket bantuan budidaya ikan bawal bintang 655 paket, budidaya ikan kerapu 580 paket, budidaya bandeng 40 paket, budidaya udang vaname 20 paket, budidaya lele 209 paket, budidaya nila sebanyak 14 paket, serta perahu untuk sarana angkut rumput laut sebanyak 71 unit. Bantuan tersebut diberikan untuk membuat masyarakat beralih profesi. Rundah, pembudidaya rumput laut di desa Seriweh, mampu mendapatkan pendapatan hingga Rp 22 juta. "Harapannya setelah dipanen semua bisa dapat 12 ton sampai 13 ton basah atau 1,2 ton hingga 1,3 ton kering," terang Rundah. Rundah bilang untuk pemasaran hasil panen rumput laut sendiri tidak mengalami kesulitan. Rumput laut dalam bentuk kering dipasarkan melalui pengumpul lokal dengan harga yang cukup baik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dessy Rosalina