JAKARTA. Harga minyak kembali tertekan setelah sempat berada di atas US$ 50 per barel. Ancaman kelebihan pasokan kembali menghadang pergerakan harga minyak. Mengutip Bloomberg, Jumat (16/10) pukul 16.00 WIB, harga minyak kontrak pengiriman Desember 2015 di bursa New York Merchantile Exchange naik 1,3% dari sehari sebelumnya ke level US$ 47,52 per barel. Sedangkan dalam sepekan terakhir harga minyak turun 5,2%. Harga minyak bergerak naik setelah Rusia menyatakan siap untuk mendiskusikan penurunan produksi saat bertemu dengan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) pekan depan. Menteri Energi Rusia, Alexander Novak pada Kamis lalu mengatakan, Rusia tidak akan mengesampingkan kemungkian membahas pengurangan produksi OPEC dan negara non-OPEC.
Namun, tekanan harga minyak masih berlanjut. Energi Information Administration (EIA) melaporkan cadangan minyak AS pekan lalu meningkat 7,56 juta barel menjadi 468,6 juta barel. Kenaikan ini melebihi proyeksi dari survey Bloomberg sebesar 2,58 juta barel. Padahal produksi secara harian sebenarnya turun 76.000 barel per hari.