KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Anggota Ombudsman, Yeka Hendra Fatika mengungkapkan tingginya harga beras di awal tahun 2024 ini dipicu oleh masalah produksi dalam negeri. "Jadi harga beras sekarang tinggi penyebabnya adalah karena permasalahan produksi (gagal panen di beberapa daerah)," ujar Yeka saat dikonfirmasi wartawan, di kantornya, Rabu (28/2). Di sisi lain, ada dampak el nino bahkan persoalan hama seperti tikus dan wereng yang terlambat ditangani. Belum lagi masalah kekurangan air yang menyebabkan padi semakin rentan terhadap penyakit.
"Apakah ini terjadi di tempat lain? Nah saya cek mungkin datanya baru minggu depan, ke beberapa wilayah kurang lebih sama. Jadi kali ini musim panen kemarin gaduh kemarin itu hasilnya banyak gagal di daerah jawa," sambungnya. Baca Juga:
Bapanas Janjikan Harga Beras Turun Saat Ramadan Nanti Jika dibandingkan pada bulan Februari tahun lalu harga gabah paling tinggi di kisaran Rp 5.000 sampai Rp 6.000. Sementara di Februari 2024 ini, dia menemukan harga gabah sudah di kisaran Rp 8.300. "Kalau kaitannya dengan seperti ini, maka nggak ada jalan yang cukup instan untuk meningkatkan produksi kecuali memang impor," tegas Yeka. Oleh karena itu, kata dia, persoalan produksi yang dihadapi di Indonesia harus ditanggapi serius untuk dimitigasi agar jangan sampai lebih parah. "Pemerintah harus memiliki kontingensi plan, Jangan hanya menandakan yang 3,6 juta, harus ada antisipasi. Lesson learnednya apa? reformasi 6 juta ton impornya tahun 1997. Ada lesson learned itu gitu loh," tambahnya. Pantauan kontan.co.id di beberapa warung kelontong di daerah depok harga beras premium mencapai Rp 17.000- Rp 18.000 per kg. Tingginya harga beras di tiap agen kelontong itu disebabkan oleh sulitnya stok beras di pusat. Hal itu diungkapkan oleh Syamsiah (55) salah satu pemilik agen di depok "Belakangan harga paling murah dapat di Rp 14.000 per kg. Tapi itu kualitasnya juga yang paling jelek lah kalau kata pembeli. Harganya tinggi karena dari agen tempat belanja di Karawang lagi susah juga pemasokannya," ungkap Syamsiah beberapa waktu lalu kepada Kontan.
Baca Juga: Hampir Dekati Normal, Bulog Klaim Pasokan Beras Pasar Johar Capai 800 ton Rofiq (38) juga mengaku kesulitan akibat lonjakan harga beras yang begitu drastis. Dari tahun ke tahun kendati menjelang bulan ramadan, tidak pernah ada kenaikan harga setinggi ini. "Harganya mahal, stoknya juga tipis. Modalnya kita sebagai penjual kurang. Paling parah sih tahun ini harga berasnya," ungkap Rofiq. Berdasarkan panel harga badan pangan nasional per Rabu (28/2) harga beras premium naik 1,77% menjadi Rp 16.660 per kg dan harga beras medium naik 0,14% menjadi Rp 14.320 per kg. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari