Lonjakan harga cengkih bikin GGRM batuk



JAKARTA. Kinerja PT Gudang Garam Tbk (GGRM) di tahun lalu mengecewakan. Di tengah kenaikan penjualan rokok nasional, laba bersih GGRM justru anjlok. Laba bersih GGRM rupanya terpangkas kenaikan harga cengkih.

Maklum, harga cengkih naik menjadi Rp 180.000-Rp 220.000 per kilogram (kg). Harga itu lebih mahal dari biasanya Rp 51.000-Rp 55.000 per kg. Berbagai kalangan memprediksi, harga cengkeh di tahun ini tidak akan kembali seperti tahun 2010 saat harga stabil. Ini menjadi tantangan berat bagi GGRM yang berniat memulihkan kinerja.

Analis Panin Sekuritas, Kalvin Lie menyatakan, kenaikan harga cengkih menambah beban biaya produksi GGRM. Tahun lalu, kenaikan harga cengkih sangat terasa di kuartal II dan kuartal III. Tak ayal, margin kotor GGRM di 2012 turun drastis dari 24,18% menjadi 18,73%.


Ia menyatakan, cengkih memiliki empat siklus panen yang terbagi dalam kategori tinggi, normal, normal dan rendah. Nah, Kalvin memperkirakan, harga cengkih akan kembali stabil di tahun ini. Sebab, awal tahun 2013 ini, pohon cengkih mulai panen dan masuk kategori panen dengan hasil tinggi. Dia memperkirakan, harga cengkih bisa di Rp 70.000-Rp 80.000 per kg. Karena itu, Kalvin berharap, margin laba GGRM kembali di atas 20%. 

Keuntungan lain GGRM adalah tren harga tembakau yang menurun. Jika di 2012, harga tembakau menyentuh level Rp 150.000 per kg, tahun ini bisa turun menjadi Rp 50.000-Rp 60.000 per kg. "Tahun ini, panen tembakau diperkirakan sama bagus seperti panen cengkih. Sehingga harganya diperkirakan stabil di kisaran normal hingga rendah," papar Kalvin.

Analis Mandiri Sekuritas, Rizky Hidayat, berpendapat lain. Menurut dia, harga cengkih tahun ini berpotensi naik. Dus, kinerja GGRM tahun ini akan lebih buruk daripada tahun 2012 dan di bawah ekspektasi para analis.

Justru di tahun lalu, menurut Rizky, pendapatan dan laba bersih GGRM sesuai dengan proyeksi para analis. Tahun lalu, pendapatan GGRM naik 17,06% menjadi Rp 49,03 triliun, sementara laba bersih turun 17,98% menjadi Rp 4,01 triliun. "Laba operasi GGRM sebenarnya lumayan karena efisiensi iklan dan promosi," jelas Rizky.

Selain bahan baku, pembatasan belanja iklan perusahaan rokok, menjadi tantangan tersendiri bagi GGRM. Ivan Chamdani, Analis Trimegah Securities dalam risetnya, 28 Maret 2013 menyebutkan, pembatasan iklan itu menyulitkan GGRM menciptakan brand awareness.

Tapi, menurut Kalvin, GGRM mempunyai cara untuk menghadapi hal ini. Yaitu, dengan mendekati komunitas anak muda dan mensponsori kegiatan olahraga dan musik.

Kinerja tumbuh

Kalvin menghitung, pendapatan dan laba bersih GGRM pada tahun ini akan tumbuh. Sebab, produksi rokok GGRM diprediksi tumbuh hingga 5% di 2013. Akibatnya, pendapatan GGRM bisa naik 12% menjadi Rp 54,7 triliun di 2013. Pun begitu, laba bersih GGRM bisa meningkat 50% menjadi Rp 6,3 triliun di 2013.

Ivan pun berpendapat yang sama. Dia menyebutkan, GGRM berpeluang memperbaiki kinerja pada tahun ini. Perkiraan dia, GGRM akan membukukan kenaikan penjualan hingga 12% year on year (yoy) menjadi Rp 52,5 triliun di 2013. Sementara, laba bersih GGRM akan naik 53% menjadi Rp 6,1 triliun.

Karena itu, Kalvin masih merekomendasikan beli pada saham GGRM. Dia memasang target harga Rp 64.500. Harga ini mencerminkan price earning ratio (PER) 19,6 kali. PER ini jauh lebih tinggi dibandingkan PER PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) di 2013 sebanyak 11 kali.

Tapi, Ivan merekomendasikan hold saham GGRM dengan target harga Rp 54.500. Harga tersebut yang mencerminkan PER sebanyak 17 kali. Dia beralasan, harga GGRM sudah mahal sehingga potensi kenaikan harganya menipis.

Sedangkan, Rizky merekomendasikan netral GGRM di harga Rp 51.000. Rizky mengaku masih menunggu kinerja GGRM pada kuartal I-2013. Kemarin, harga saham GGRM menguat 1,83% ke Rp 52.950 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana