JAKARTA. Harga properti, khususnya tanah di kota besar dalam beberapa tahun terakhir ini, melonjak cukup tajam. Namun khusus tahun ini, lonjakan harga tanah mengalami pengereman. Erwin Karya, Associate Director Ray White Project Indonesia, menuturkan, biasanya kenaikan harga tanah di kota besar bisa mencapai 15%-40% per tahun. Tapi, untuk tahun ini, lonjakan harga tanah lagi melambat. Hal ini terjadi karena harga tanah saat ini sedang menuju titik harga baru atau equilibrium baru. Nah, kondisi ini terjadi di Jakarta dan Bali. "Tidak ada harga terus naik, pasti ada konsolidasi dan mencari titik harga baru," katanya kepada KONTAN, Jumat (17/10).
Lonjakan harga tanah di kota besar melambat
JAKARTA. Harga properti, khususnya tanah di kota besar dalam beberapa tahun terakhir ini, melonjak cukup tajam. Namun khusus tahun ini, lonjakan harga tanah mengalami pengereman. Erwin Karya, Associate Director Ray White Project Indonesia, menuturkan, biasanya kenaikan harga tanah di kota besar bisa mencapai 15%-40% per tahun. Tapi, untuk tahun ini, lonjakan harga tanah lagi melambat. Hal ini terjadi karena harga tanah saat ini sedang menuju titik harga baru atau equilibrium baru. Nah, kondisi ini terjadi di Jakarta dan Bali. "Tidak ada harga terus naik, pasti ada konsolidasi dan mencari titik harga baru," katanya kepada KONTAN, Jumat (17/10).