KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten tambang batubara mencetak kenaikan laba bersih hingga ratusan persen. Beberapa emiten yang meraup pertumbuhan laba ratusan persen hingga kuartal ketiga antara lain PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Bayan Energy Tbk (BYAN). CEO Edvisor.id Praska Putrantyo menilai, kinerja keuangan emiten sektor tambang batubara diperkirakan masih akan moncer hingga akhir 2022. Kenaikan harga rata-rata komoditas sepanjang tahun ini menjadi kontributor peningkatan pendapatan emiten di sektor ini. Ditambah, belum ada tanda-tanda berakhirnya perang antara Rusia-Ukraina serta kebutuhan komoditas energi, khususnya batubara menjelang musim dingin menjadi sentimen penopang harga batubara. Namun, pertumbuhan kinerja emiten sektor komoditas tahun depan juga diperkirakan mulai kembali normal dan tidak akan sesignifikan tahun 2021 dan 2022. Proyeksi ini menimbang akselerasi harga komoditas yang mulai menurun. Sentimen kekhawatiran perlambatan bahkan resesi ekonomi pun memicu penurunan pada harga komoditas sekaligus membuat harga rata-rata komoditas tambang di tahun 2023 berpotensi tertekan.
Lonjakan Laba Emiten Batubara Kembali Normal di Tahun Depan, Ini Prospek Sahamnya
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten tambang batubara mencetak kenaikan laba bersih hingga ratusan persen. Beberapa emiten yang meraup pertumbuhan laba ratusan persen hingga kuartal ketiga antara lain PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Harum Energy Tbk (HRUM), PT Bayan Energy Tbk (BYAN). CEO Edvisor.id Praska Putrantyo menilai, kinerja keuangan emiten sektor tambang batubara diperkirakan masih akan moncer hingga akhir 2022. Kenaikan harga rata-rata komoditas sepanjang tahun ini menjadi kontributor peningkatan pendapatan emiten di sektor ini. Ditambah, belum ada tanda-tanda berakhirnya perang antara Rusia-Ukraina serta kebutuhan komoditas energi, khususnya batubara menjelang musim dingin menjadi sentimen penopang harga batubara. Namun, pertumbuhan kinerja emiten sektor komoditas tahun depan juga diperkirakan mulai kembali normal dan tidak akan sesignifikan tahun 2021 dan 2022. Proyeksi ini menimbang akselerasi harga komoditas yang mulai menurun. Sentimen kekhawatiran perlambatan bahkan resesi ekonomi pun memicu penurunan pada harga komoditas sekaligus membuat harga rata-rata komoditas tambang di tahun 2023 berpotensi tertekan.