Lonsum Terus Memupuk Bisnis Sawit



JAKARTA. Penurunan harga minyak kelapa sawit tidak membuat PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum) berpangku tangan. Emiten saham berkode LSIP ini tetap melanjutkan ekspansi tahun ini.

Ekspansi tersebut di antaranya, penambahan kapasitas pabrik kelapa sawit dan penambahan area tanam. Endah R. Madnawidjaja, Sekretaris Perusahaan PP London Sumatra Indonesia, mengatakan, Lonsum akan memperbesar kapasitas produksi pabrik minyak sawit yang berlokasi di Sumatera Selatan.

Lokasi pabrik yang dimaksud adalah Tirta Agung. "Kapasitas produksi akan naik dari 40 ton per jam menjadi 60 ton per jam," ujar Endah kepada KONTAN, Selasa (11/6).


Perluasan pabrik akan mulai dilakukan pada Juli 2013. Diperkirakan, proses peningkatan kapasitas pabrik minyak sawit ini akan memakan waktu sekitar 1,5 tahun.

Hingga saat ini, perusahaan milik Grup Salim ini telah memiliki 11 pabrik pengolahan sawit. Empat pabrik berlokasi di Sumatra Utara, enam PKS di Sumatra Selatan, dan satu pabrik di Kalimantan Timur. Total kapasitasnya mencapai 2,29 juta ton tandan buah segar (TBS) per tahun.

Harga stagnan

Selain memperluas PKS, LSIP juga akan menambah luas area tanam. Benny Tjoeng, Presiden Direktur PP London Sumatra menargetkan, jumlah tambahan lahan baru tahun ini sekitar 5.000 hektare (ha). "Kami akan terus melakukan ekstensifikasi lahan sawit sesuai dengan kebutuhan," kata dia. Saat ini, total landbank London Sumatra seluas 100.000 ha.

Demi memuluskan rencana ekspansi tersebut, perusahaan telah menyiapkan dana sebesar Rp 800 miliar. Dana itu juga akan digunakan untuk perawatan tanaman yang sudah ada serta membangun sejumlah infrastruktur penunjang. Infrastruktur penunjang itu antara lain, fasilitas pengolahan kompos, tangki timbun, melakukan pengerasan jalan, dan pembangunan jembatan.

Lonsum masih mengandalkan kas internal untuk memenuhi kebutuhan belanja modal (capex) tahun ini. Kondisi likuiditas London Sumatra memang masih bagus. Mengutip laporan keuangan perusahaan per Maret 2013, kas dan setara kas Lonsum masih sekitar Rp 1,45 triliun.

Sedangkan, nilai saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya mencapai Rp 4,61 triliun. Hingga saat ini, Lonsum telah menggunakan capex sekitar Rp 250 miliar. Lonsum menggunakan dana itu antara lain untuk menambah area tanam, perawatan tanaman yang sudah ada, dan pembangunan infrastruktur di Sumatra dan Kalimantan.

Total tambahan area tanam hingga tiga bulan pertama 2013 sebesar 1.168,57 ha. Sementara total luas area inti yang dikelola mencapai 106.717 ha. Sekitar 81% merupakan tanaman sawit, 16% adalah tanaman karet. Sedangkan sisanya, merupakan tanaman lain.

Kemudian, jumlah lahan baru yang menghasilkan sekitar 1.109 ha. Sehingga total luas lahan menghasilkan mencapai 75.510 ha. Produksi CPO Lonsum per Maret 2013 anjlok dari 88.779 ton dari 104.400 ton. Kendati demikian, volume penjualan naik 20,5% menjadi 110.071 ton. Kenaikan akibat inventori akhir 2012 meningkat.

Namun, amblesnya harga jual CPO beberapa bulan ini membuat kinerja Lonsum terpuruk. Laba bersih perusahaan turun hingga 66% dari Rp 299,12 miliar menjadi Rp 100,51 miliar. Pendapatan juga merosot 8,7% menjadi Rp 912,08 miliar. Menurut Benny, harga jual tahun ini tidak akan jauh berbeda dari tahun lalu. "Kami mengantisipasi harga jual sawit sebesar 2.000 ringgit per ton," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Amailia Putri