JAKARTA. Perusahaan jasa transportasi PT Eka Sari Lorena Transport Tbk akan memacu bisnis jasa angkutan feeder satelit lebih kencang lagi. Tahun ini, perusahaan itu akan mengoperasikan terminal bus
feeder satelit sendiri di Ciawi, Bogor untuk melayani rute Bogor dan Jakarta. Tak hanya menjadi tempat persinggahan, terminal tersebut akan berfungsi sebagai pul semua bus
feeder satelit milik Lorena. Daya tampung terminal sekitar 20 bus. Perusahaan itu mengoperasikan bus
feeder satelit sejak Agustus 2014, dengan 15 armada bus. Lorena melayani rute Bogor-Kampung Rambutan dan Bogor-Pulogadung.
Sayangnya perusahaan yang tercatat dengan kode LRNA di Bursa Efek Indonesia itu masih enggan mengungkapkan anggaran membangun terminal di Ciawi. Termasuk, waktu pengoperasian terminal itu. Yang pasti, Lorena menyediakan belanja modal sekitar Rp 55 miliar tahun ini. Perusahaan itu akan memakai dana belanja modal untuk membeli 35 armada bus. Sebanyak 10 bus baru untuk kebutuhan bus
feeder satelit. Dengan tambahan 10 armada bus itu, jumlah bus
feeder satelit akan menjadi 25 bus tahun ini. Lalu 25 bus baru lain untuk kebutuhan bus antarkota antarprovinsi (AKAP). "Kami berusaha menjaga rasio armada bus tertua berumur 10 tahun," ujar Andy Porman, Sekretaris Perusahaan Eka Sari Lorena Transport Tbk, kepada KONTAN, Senin (19/1). Selain belanja bus, Lorena juga akan mengisi ekspansi tahun ini dengan melanjutkan rencana penambahan pul. Untuk mendanai rencana itu, Lorena akan memanfaatkan sebagian sisa dana hasil
initial public offering (IPO) pada Maret 2014, yang masih tersisa sekitar Rp 34,02 miliar. Upaya Lorena memacu bisnis
feeder satelit bukan tanpa alasan. Perusahaan itu berharap bisnis itu bisa sedikit menyelamatkan kinerjanya tahun ini, karena bisnis utama bus AKAP diprediksi tak akan cemerlang. Terawang manajemen perusahaan itu berangkat dari pengalaman tahun lalu. Meski audit laporan keuangan kuartal IV-2014 belum selesai, Lorena meyakini pendapatan 2014 bakal turun jika dibandingkan dengan pendapatan 2013. Musababnya adalah waktu libur sekolah dan libur Lebaran tahun lalu yang berdekatan. Sebab lain yakni kenaikan harga jual bahan bakar minyak (BBM). "Penumpang lebih memilih menyatukan rencana mudiknya di saat Lebaran atau liburan sekolah saja," ujar Andy.
Lorena memprediksi kondisi tahun 2014 akan terulang tahun ini. Malah, perusahaan itu memprediksi kinerja tahun ini akan lebih parah lantaran waktu libur sekolah semakin berdekatan dengan libur Lebaran. Selain memacu bisnis jasa
feeder satelit, Lorena berupaya mengail pendapatan dari sumber lain yakni bus Trans Jakarta. Dus, perusahaan itu kini sedang mengikuti tender bus Transjakarta. Hingga September 2014, Lorena mengantongi pendapatan Rp 103,72 miliar, atau turun 14,03% dari periode yang sama tahun 2013. Bisnis bus AKAP adalah kontributor terbesar hingga 83,26% dengan catatan pendapatan sekitar Rp 86,36 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anastasia Lilin Yuliantina