Lotte Group Sukses Caplok Makro Indonesia



JAKARTA. Terjawab sudah siapa yang akhirnya mencaplok PT Makro Indonesia. Setelah tiga bulan menanti pembeli yang pas, SHV Holding N.V (SHV), pemilik Makro, menjatuhkan pilihan pada Lotte Group.Kelompok usaha asal Korea Selatan itu sukses mengempit 4,7 juta saham Makro dalam tender lelang sejak awal Juli 2008. Lotte mengalahkan pesaing lainnya seperti Carrefour dan Hypermart. Melalui anak usaha Lotte Shoping Holldings, perusahaan ritel makanan dan minuman terbesar Korea Selatan ini mengucurkan US$ 221 juta untuk akuisisi itu. Penandatangan Sales and Purchase Agreement berlangsung Selasa (7/10). Menurut Joost van Klink, jurubicara SHV, Lotte Group terpilih lewat proses seleksi lelang ketat. “Mereka punya kesungguhan dan minat jangka panjang berkecimpung di pasar ritel di Indonesia,” kata Joost, Selasa (7/10).Presiden Direktur Makro Indonesia Kuswanto Gunadi menambahkan, sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam perjanjian, Lotte Group akan mengambil alih seluruh aset Makro. Antara lain gedung, tanah, kontrak sewa, dan karyawan. "Setelah pengambilalihan ini, bisnis Makro masih berjalan seperti biasa," katanya.Akuisisi Makro menambah panjang daftar peritel asing yang bermain di Indonesia. Pada Januari 2008, PT Carrefour Indonesia mengakuisisi 75% saham PT Alfa Retailindo Tbk, pemilik Alfa Supermarket. Nilainya Rp 674 miliarNah, dalam akuisisi Makro, sejatinya kemenangan Lotte tak terbilang istimewa. Hubungan keduanya sudah terjalin lama. Lotte sudah beberapa kali mengakuisisi Makro di luar negeri, seperti Vietnam dan China. Terakhir, Lotte mencaplok 100% saham CTA Makro China, pada Juni 2008 senilai US$ 184,7 juta.Menurut Yongky Surya Susilo, Direktur Pembangunan Ritel dan Bisnis AC Nielsen, setelah akuisisi ini, Lotte tinggal meneruskan bisnis Makro. “Mereka tinggal melanjutkan format grosir modern dan tinggal ekspansi dengan brand baru,” katanya.Makro merupakan peritel yang menerapkan konsep sistem dagang grosir, bukan eceran. Makro Indonesia saat ini punya lebih dari 500.000 pelanggan dan 10.000 produk pangan dan non pangan. Perusahaan yang berdiri 1991 ini punya 19 gerai di Jawa, Bali, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi. Karyawannya hingga 2.300 orang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: