JAKARTA. Lotte Mart menargetkan total penjualan seluruh grup usaha sebesar US$ 10 miliar hingga akhir 2011. Target penjualan itu merupakan akumulais dari pendapatan gerai di China, Indonesia, Korea India dan Vietnam. Director PB Merchandising Division Lotte Mart, Kim Young Kyun, mengatakan, nilai itu merupakan peningkatan 100 kali lipat dari pencapaian grup perusahaan ritel saat pertama kali berdiri pada 1998 sebesar US$ 0,1 miliar. "Target akan dipacu melalui penambahan gerai baru," ucapnya, Jumat (23/9).Nantinya, upaya pencapaian target sepanjang 2011 itu dibagi berdasarkan lingkup ritel Lotte Mart. Yaitu, lingkup internasional (India-Indonesia-China-Vietnam) akan dipatok mencapai target sebesar US$ 3 miliar melalui penjualan pada 124 gerainya. Angka itu naik dari pencapaian 2008 sebesar US$ 0,9 miliar yang berasal dari penjualan produk pada 28 gerai.Kim bilang, Lotte Mart lingkup pemasaran internasional ditargetkan bisa mendulang US$ 25 miliar pada 2018 dengan jumlah gerai mencapai 700 unit. "Gerai terbanyak akan ditambah di China," ujarnya.Pada 2018, Lotte Mart akan menambah gerainya menjadi 600 unit, yakni penambahan gerai di Indonesia sebanyak 100 unit, Vietnam sebanyak 30 unit, dan di India sejumlah 70 unit. Angka itu meningkat dari jumlah gerai saat ini yang meliputi 92 unit di Korea, sebanyak 85 unit di China, sebanyak 24 unit di Indonesia, dan satu unit di India.Tak hanya gerai supermarket, Grup perusahaan itu juga memiliki divisi usaha stasiun pengisian bahan bakar, sarana bermain, dan pusat belanja online itu yang totalnya berjumlah 203 gerai hingga saat ini.Dia menambahkan, Lotte Mart menargetkan untuk meningkatkan penjualan produk-produk yang berasal dari dua negara penyumbang terbesar, yaitu dari Indonesia dan Vietnam. Rencananya, pada 2011, penjualan dari Indonesia bisa menyumbang pendapatan sekitar US$ 14 juta dan dari Vietnam sebesar US$ 36 juta. Angka itu naik dari realisasi 2010 sebesar US$ 32 juta yang meliputi US$ 7 juta produk Indonesia dan US$ 25 juta produk Vietnam.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Lotte Mart targetkan penjualan US$ 10 miliar di Asia pada 2011
JAKARTA. Lotte Mart menargetkan total penjualan seluruh grup usaha sebesar US$ 10 miliar hingga akhir 2011. Target penjualan itu merupakan akumulais dari pendapatan gerai di China, Indonesia, Korea India dan Vietnam. Director PB Merchandising Division Lotte Mart, Kim Young Kyun, mengatakan, nilai itu merupakan peningkatan 100 kali lipat dari pencapaian grup perusahaan ritel saat pertama kali berdiri pada 1998 sebesar US$ 0,1 miliar. "Target akan dipacu melalui penambahan gerai baru," ucapnya, Jumat (23/9).Nantinya, upaya pencapaian target sepanjang 2011 itu dibagi berdasarkan lingkup ritel Lotte Mart. Yaitu, lingkup internasional (India-Indonesia-China-Vietnam) akan dipatok mencapai target sebesar US$ 3 miliar melalui penjualan pada 124 gerainya. Angka itu naik dari pencapaian 2008 sebesar US$ 0,9 miliar yang berasal dari penjualan produk pada 28 gerai.Kim bilang, Lotte Mart lingkup pemasaran internasional ditargetkan bisa mendulang US$ 25 miliar pada 2018 dengan jumlah gerai mencapai 700 unit. "Gerai terbanyak akan ditambah di China," ujarnya.Pada 2018, Lotte Mart akan menambah gerainya menjadi 600 unit, yakni penambahan gerai di Indonesia sebanyak 100 unit, Vietnam sebanyak 30 unit, dan di India sejumlah 70 unit. Angka itu meningkat dari jumlah gerai saat ini yang meliputi 92 unit di Korea, sebanyak 85 unit di China, sebanyak 24 unit di Indonesia, dan satu unit di India.Tak hanya gerai supermarket, Grup perusahaan itu juga memiliki divisi usaha stasiun pengisian bahan bakar, sarana bermain, dan pusat belanja online itu yang totalnya berjumlah 203 gerai hingga saat ini.Dia menambahkan, Lotte Mart menargetkan untuk meningkatkan penjualan produk-produk yang berasal dari dua negara penyumbang terbesar, yaitu dari Indonesia dan Vietnam. Rencananya, pada 2011, penjualan dari Indonesia bisa menyumbang pendapatan sekitar US$ 14 juta dan dari Vietnam sebesar US$ 36 juta. Angka itu naik dari realisasi 2010 sebesar US$ 32 juta yang meliputi US$ 7 juta produk Indonesia dan US$ 25 juta produk Vietnam.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News