KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) mengimbau Bank Indonesia (BI) untuk tetap mempertahankan suku bunga acuan dalam Rapat Dewan Gubernur BI April 2022 di level 3,5%. Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengungkapkan, bank sentral tak perlu buru-buru dalam mengerek suku bunga acuan dengan menimbang kondisi terkini. “BI lebih baik menjaga stance kebijakan moneter yang pro stabilitas dan kebijakan makroprudensial yang pro pertumbuhan di tengah ketidakpastian global,” kata Riefky dalam Seri Analisis Ekonomi Makro: Rapat Dewan Gubernur BI yang diterima Kontan.co.id, Selasa (19/4).
Riefky melihat, saat ini ekonomi global masih dibayangi ketidakpastian karena perang dari Rusia dan Ukraina. Ini kemudian menghambat proses pemulihan ekonomi global. Baca Juga: Catat! Berikut Jadwal Operasional BI Saat Libur Lebaran 2022 Beruntungnya, Indonesia justru ketiban berkah dari eskalasi perang ini. Pasalnya, perang kedua negara tersebut menyebabkan harga komoditas mendaki. Ini kemudian memberi angin segar bagi pergerakan neraca perdagangan Indonesia yang berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi, stabilitas nilai tukar rupiah, dan peningkatan pendapatan negara. Akan tetapi, Indonesia tetap tidak boleh jemawa dan tetap harus waspada mengingat perang ini juga membawa dampak negatif, seperti di peningkatan harga pangan yang mulai dirasakan oleh Indonesia. Ini kemudian akan menyundut inflasi.