LPEM FEB UI memprediksi neraca dagang Maret 2021 surplus US$ 1,5 miliar



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ekonom makroekonomi dan pasar keuangan LPEM FEB UI, Teuku Riefky, memprediksi neraca dagang Maret 2021 surplus di kisaran US$ 1,5 miliar hingga US$ 1,6 miliar. 

Riefky mengatakan, surplus tersebut cenderung lebih rendah dari surplus pada bulan Februari 2021 yang mencapai US$ 2,0 miliar, karena ada peningkatan impor pada bulan lalu di kisaran 10% mom. 

“Memang karena tren pemulihan sehingga impor juga mulai tumbuh terutama dari sisi bahan baku karena produksi sudah mulai jalan terus. Plus, masuk bulan Ramadan sehingga produksi lebih masif,” kata Riefky kepada Kontan.co.id, Selasa (13/4). 


Di tengah peningkatan impor, rupanya nilai ekspor masih bisa memimpin sehingga neraca perdagangan tetap untung. Kinerja ekspor didukung oleh harga komoditas yang naik dan peningkatan ekspor karena meningkatnya permintaan dari mitra dagang Indonesia. 

Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri memprediksi neraca dagang Maret 2021 surplus US$ 1,71 miliar

Dengan perkembangan tersebut, neraca perdagangan diperkirakan akan surplus pada kuartal I-2021. Surplus neraca perdagangan pada tiga bulan pertama tahun ini akan membawa angin segar bagi prospek Neraca Perdagangan Indonesia (NPI) kuartal I-2021. 

Ia optimistis, NPI kuartal I-2021 bisa mencetak surplus di kisaran US$ 1 miliar meski dari sisi neraca finansial cukup terguncang karena adanya aliran modal asing keluar akibat kekhawatiran risiko taper tantrum tempo waktu. 

Ke depan, Riefky optimistis neraca perdagangan masih akan surplus. Kali ini, surplusnya menggembirakan karena didorong oleh baik peningkatan ekspor maupun impor. Meski begitu, nilai surplus akan bergerak rendah. 

“Jadi di sekitar US$ 1 miliar hingga US$ 2 miliar. Namun, kalaupun ini akan mencetak defisit, tetapi diharapkan didorong oleh peningkatan impor karena adanya peningkatan permintaan yang mengindikasikan pemulihan ekonomi,” tandasnya. 

Selanjutnya: Ekonom Bank Permata memperkirakan neraca dagang Maret 2021 surplus US$ 1,55 miliar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli