KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia menilai Bank Indonesia belum perlu menaikkan lagi suku bunga acuan, meski Federal Reserve semalam memutuskan untuk menaikkan suku bunganya. Selain kondisi nilai tukar rupiah yang relatif stabil bahkan menguat, Bank Indonesia (BI) juga perlu mempertimbangkan kondisi tingkat inflasi yang masih rendah saat ini. Kepala Penelitian Makroekonomi dan Finansial LPEM UI Febrio Kacaribu berpendapat, BI sudah cukup melakukan front-loading dalam hal kenaikan suku bunga. Setelah mencapai sekitar 12% tingkat depresiasi (year-to-date) pada bulan Oktober, rupiah telah menikmati apresiasi yang cukup kuat dalam enam pekan terakhir, meskipun apresiasi indeks dollar Amerika Serikat (AS) masih berlangsung. "Tingkat depresiasi rupiah saat ini (ytd) terlihat sangat bagus dibandingkan dengan pasar negara berkembang lainnya, meskipun masih lebih buruk dibandingkan Thailand dan Malaysia," ujar Febrio dalam risetnya yang diterima Kontan.co.id, Kamis (20/12).
LPEM UI: Bank Indonesia tak perlu naikkan suku bunga acuan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia menilai Bank Indonesia belum perlu menaikkan lagi suku bunga acuan, meski Federal Reserve semalam memutuskan untuk menaikkan suku bunganya. Selain kondisi nilai tukar rupiah yang relatif stabil bahkan menguat, Bank Indonesia (BI) juga perlu mempertimbangkan kondisi tingkat inflasi yang masih rendah saat ini. Kepala Penelitian Makroekonomi dan Finansial LPEM UI Febrio Kacaribu berpendapat, BI sudah cukup melakukan front-loading dalam hal kenaikan suku bunga. Setelah mencapai sekitar 12% tingkat depresiasi (year-to-date) pada bulan Oktober, rupiah telah menikmati apresiasi yang cukup kuat dalam enam pekan terakhir, meskipun apresiasi indeks dollar Amerika Serikat (AS) masih berlangsung. "Tingkat depresiasi rupiah saat ini (ytd) terlihat sangat bagus dibandingkan dengan pasar negara berkembang lainnya, meskipun masih lebih buruk dibandingkan Thailand dan Malaysia," ujar Febrio dalam risetnya yang diterima Kontan.co.id, Kamis (20/12).