LPEM UI: BI perlu pertahankan suku bunga acuan bulan ini



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Universitas Indonesia menilai Bank Indonesia perlu mempertahankan suku bunga acuannya bulan ini melihat kondisi fundamental domestik yang stabil, penerapan negatif tobin tax dan adanya penurunan risiko eksternal.

Kepala Penelitian Makroekonomi dan Finansial LPEM UI Febrio Kacaribu mengatakan, rupiah telah terapresiasi ke tingkat sekitar Rp 14.000. Membaiknya defisit anggaran menjadi sentimen yang positif pada pasar dan menjadi alasan mengapa rupiah tidak terdepresiasi lebih lanjut. Padahal, rupiah telah melemah hingga hampir lebih dari 12% (ytd) pada Oktober 2018, kinerjanya dalam setahun penuh berakhir pada 6% (ytd).

"Prestasi pemerintah dalam mengelola defisit anggaran pada 2018, dengan realisasi defisit di bawah 2% yang merupakan defisit fiskal terkecil dalam enak tahun, menjadi salah satu alasan utama mengapa rupiah tak terdepresiasi lebih lanjut," jelas Febrio dalam risetnya yang diterima Kontan.co.id, Selasa (15/1).


Meski begitu, LPEM UI memandang, gejolak global baru-baru ini telah memunculkan kerentanan perekonomian. Defisit transaksi berjalan Indonesia yang melebar sepanjang 2018 tetap menjadi perhatian penting. Namun, harga minyak mentah yang turun pada akhir 2018 turut meredakan tekanan defisit.

"Kami masih percaya penghapusan subsidi bahan bakar memiliki banyak dampak positif terhadap daya saing dan stabilitas eksternal Indonesia, merupakan reformasi penting yang harus dikejar pemerintah di 2019.

Penghapusan subsidi bahan bakar ini pun dianggap mampu meningkatkan efisiensi pengeluaran dari penerimaan fiskal secara signifikan. Tak hanya itu, upaya ini pun akan membantu Pertamina menjadu perusahaan energi yang lebih kompetitif.

Tak hanya karena defisit anggaran yang membaik, nilai tukar rupiah yang membaik pun disebabkan kembalinya investasi portofolio, meskipun terjadi kenaikan suku bunga The Fed bulan lalu.

Investor global mulai melirik aset di negara berkembang disebabkan sikap kebijakan pelonggaran The Fed serta potensi gencatan senjata perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Melihat ini, LPEM UI pun menyarankan BI dan pemerintah untuk lebih siap atas masuknya investasi portoflio ini. Menurutnya, masuknya investasi portofolio perlu diberikan insentif untuk menahan investasi dalam nilai rupiah sedikit lebih lama untuk mengurangi kerentanan dari aksi pembalikan dana tiba-tiba.

Pemerintah dan BI pun baru menyetujui rekening deposit khusus sebagai tempat pelaporan dan penyimpanan DHE oleh eksportir. Walau peraturan ini tidak mewajibkan mereka mengkonversi DHE dalam deposit rupiah, otoritas pajak memberikan insentif negative tobin tax pada setiap DHE dalam nilai mata uang rupiah yang ditempatkan pada rekening deposit khusus yakni pajak 0% untuk DHE yang disimpan dalam jangka waktu 6 bulan atau lebih.

"Rekening deposit khusus ini dapat secara efektif mendatangkan sebagian DHE untuk mulai mengambil keuntungan dari insentif pajak yang dapat membantu rupiah dalam jangka pendek," tambah Febrio.

Tak hanya itu, LPEM UI juga melihat tingkat inflasi tahun lalu yang aman dan berada di kisaran target. Sepanjang 2018 inflasi tercatat sebesar 3,13% lebih rendah dibandingkan inflasi 2017 yang sebesar 3,61%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini