LPKR bidik kaum milenial yang gemar berbisnis sambil berinvestasi properti



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis properti tetap prospektif dan menguntungkan sebagai instrumen investasi sekaligus hunian karena nilai produk yang terus meningkat. Rata-rata capital gain (keuntungan dalam bentuk uang) bisa mencapai 20% per tahun dan rental yield (hasil sewa) mencapai 5%-7%.

Para pengamat properti sependapat saat ini market milenial merupakan segmen terbesar yang membutuhkan tempat tinggal sekaligus sebagai investasi. Untuk menarik kaum milenial membeli hunian, kalangan pengembang harus fokus pada harga yang terjangkau, cara bayar dan ketersediaan fasilitas antara lain sekolah, rumah sakit dan pusat perbelanjaan.

Baca Juga: Lippo Karawaci (LPKR) berhasil menjual 680 unit dari klaster Cendana Parc North


PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) menangkap peluang dengan memfasilitasi tren kalangan milenial untuk berwirausaha dengan konsep “one stop living” menggabungkan hunian dengan tempat berbisnis.

Chief Executive Officer (CEO) LPKR, John Riady mengatakan, selama dua tahun terakhir Indonesia mengalami pandemi Covid-19, tetapi di sisi lain mendorong inovasi dan percepatan tren wirausaha.

Dia menjelaskan, kaum milenial menghapus batasan antara kerja dan kehidupan di luar pekerjaan serta justru menggabungkannya menjadi satu. Ide inilah yang melahirkan konsep “one stop living” dengan desain produk LPKR terbaru ‘Hive @ Parc’ di Lippo Village.

Baca Juga: Masih ada 40 perusahaan yang antre untuk melakukan rights issue

LPKR memfasilitasi gaya hidup milenial yang fun dalam live, work and business melalui produk properti komersial eksklusif yang jumlah unitnya sangat terbatas.

“Kaum milenial sekarang sangat cerdas dalam keputusan membeli aset. Membeli unit properti untuk tujuan investasi masa depan yang dapat menjadi tempat tinggal sekaligus menjadi kantor dan tempat usaha,” ujar dia dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Rabu (6/10).

Lebih lanjut, John mengatakan, pada kuartal IV-2021, LPKR mempersiapkan peluncuran landed house eksklusif serta unit komersial dengan harga mulai Rp 1,5 miliar.

Setelah berhasil membukukan pra-penjualan sebesar Rp 3,1 triliun pada Agustus 2021, LPKR merevisi target pencapaian sebesar 20% dari estimasi sebelumnya Rp 3,5 triliun.

Pertumbuhan kinerja LPKR sejak awal tahun 2021 cukup meyakinkan. Analis Citigroup Securities Indonesia, Felicia Asrinanda Barus, dalam publikasi risetnya pada 13 September 2021 menyampaikan, LPKR dinilai mampu meraih target pra-penjualan tahun 2021 senilai Rp 4,2 triliun.

Selanjutnya: Hingga September 2021, Wijaya Karya Beton (WTON) raih kontrak baru Rp 3,56 triliun

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sandy Baskoro