KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) bersama CIMB Niaga Finance memperkuat komitmen literasi keuangan dan pemerataan akses pendidikan melalui kegiatan Jurnalis Trip – CSR & Literasi Keuangan di SD Inpres (SDI) Rata, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang digelar pada 27 Desember lalu. Dalam kegiatan tersebut, LPS dan CIMB Niaga Finance menyalurkan bantuan pendidikan berupa tas sekolah, buku tulis, alat tulis, dan tumbler kepada 61 siswa, serta peralatan olahraga untuk mendukung aktivitas fisik dan pembentukan karakter. Plt Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Nagekeo, Oscar Yosep Amekae Sina, menegaskan literasi merupakan fondasi penting dalam membangun masa depan generasi muda di wilayah pelosok.
Baca Juga: LPS Siap Jalankan Penjaminan Polis Asuransi pada 2027, Begini Skenario Sumber Dananya Ia juga mengapresiasi dukungan LPS dan CIMB Niaga Finance yang dinilai berdampak langsung bagi dunia pendidikan setempat. “Bantuan ini sangat berarti bagi anak-anak di wilayah terpencil,” kata Oscar dalam keterangan tertulisnya dikutip Rabu (31/12/2025). Sementara itu, perwakilan Jurnalis Trip, Sandy Romualdus, menekankan pentingnya membangun kebiasaan menabung sejak dini dan mengenal lembaga keuangan formal. Ia menjelaskan, LPS menjamin simpanan nasabah perbankan hingga Rp2 miliar per nasabah per bank sesuai ketentuan yang berlaku. Dari perspektif Environmental, Social, and Governance (ESG), kegiatan ini mencerminkan komitmen LPS dan CIMB Niaga Finance pada aspek sosial, khususnya penguatan literasi dan inklusi keuangan di daerah tertinggal. Edukasi menabung dan pengenalan lembaga keuangan formal sejak dini diharapkan mendorong inklusi keuangan berkelanjutan serta meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem keuangan nasional. Kepala SD Inpres Rata, Beatriks Pia, menyampaikan apresiasi atas bantuan yang diberikan. Menurutnya, dari 61 siswa penerima bantuan, satu siswa kelas II meninggal dunia akibat kecelakaan pada Agustus lalu. Bantuan tersebut tetap diserahkan kepada keluarga karena adik korban masih bersekolah di TK.
Baca Juga: Rekening yang Dijamin Berkurang, Begini Penjelasan LPS Pada hari pelaksanaan, 38 siswa hadir langsung, sementara 23 siswa berhalangan hadir. Sebanyak 15 siswa tidak dapat menyeberangi Kali Aesesa akibat banjir, tujuh siswa sakit, dan satu siswa meninggal dunia. Bantuan bagi siswa yang tidak hadir dititipkan kepada guru untuk diserahkan setelah siswa kembali masuk sekolah usai libur Natal. Beatriks menjelaskan, SD Inpres Rata berada di wilayah terpencil dengan jarak tempuh sekitar satu kilometer dari rumah siswa. Sejumlah siswa harus menyeberangi Kali Aesesa setiap hari karena belum adanya jembatan penghubung, sehingga kerap terkendala saat debit air meningkat.
Rangkaian kegiatan ditutup dengan penanaman tanaman produktif di lingkungan sekolah. Siswa menanam bibit cabai keriting di 15 titik dan tiga bibit mangga arumanis sebagai bagian dari pembelajaran karakter dan kewirausahaan. Hasil tanaman sebelumnya, seperti pepaya, telah dimanfaatkan untuk membeli bibit baru, sementara tanaman sawo yang ditanam sebelumnya kini tumbuh dengan baik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News