JAKARTA. Kredit macet alias non performing loan (NPL) menjadi persoalan serius yang dihadapi perbankan di Indonesia. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi, kenaikan NPL dapat berimbas pada tertahannya laju pertumbuhan ekonomi selama dua tahun ke depan yakni di bawah 6%. Destry Damayanti, Anggota Dewan Komisioner LPS mengatakan, harga komoditas yang masih volatil menyebabkan munculnya ketidakpastian yang dapat berpengaruh pada ekonomi domestik. "Perbankan masih dalam tahap konsolidasi untuk memperbaiki kredit macet," ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Senin (10/4). Isu meningkatnya kredit macet bahkan menjadi pertimbangan bagi Presiden Joko Widodo untuk merevisi target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018 menjadi 5,6%. Angka tersebut lebih rendah dari target yang telah ditetapkan sebelumnya pada kisaran 5,4% sampai 6,1%.
LPS: NPL naik, laju ekonomi akan di bawah 6%
JAKARTA. Kredit macet alias non performing loan (NPL) menjadi persoalan serius yang dihadapi perbankan di Indonesia. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memprediksi, kenaikan NPL dapat berimbas pada tertahannya laju pertumbuhan ekonomi selama dua tahun ke depan yakni di bawah 6%. Destry Damayanti, Anggota Dewan Komisioner LPS mengatakan, harga komoditas yang masih volatil menyebabkan munculnya ketidakpastian yang dapat berpengaruh pada ekonomi domestik. "Perbankan masih dalam tahap konsolidasi untuk memperbaiki kredit macet," ujarnya seperti dilansir Bloomberg, Senin (10/4). Isu meningkatnya kredit macet bahkan menjadi pertimbangan bagi Presiden Joko Widodo untuk merevisi target pertumbuhan ekonomi pada tahun 2018 menjadi 5,6%. Angka tersebut lebih rendah dari target yang telah ditetapkan sebelumnya pada kisaran 5,4% sampai 6,1%.