LPS: perbankan masih aman



JAKARTA. Hari ini Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumpulkan Gubernur Bank Indonesia (BI), Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Plt Kepala Eksekutif Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Pertemuan itu untuk mendiskusikan kondisi ekonomi terkini, terutama mengantisipasi dampak kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed).

Banyak pihak yang memperkirakan The Fed, akan menaikan suku bunganya bulan ini.


Kebijakan ini tentu akan memberikan dampak signifikan bagi perekonomian di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Menurut Plt Kepala Eksektuif LPS Fauzi Ichsan dalam pertemuan tersebut semua pihak sepakat, kalau kondisi ekonomi Indonesia masih baik dan cukup kuat untuk menghadapi guncangan akibat naiknya suku bunga The Fed.

Terutama, untuk kondisi Perbankan yang menurutnya saat ini tidak dalam kondisi buruk. Bahkan, tidak ada satupun bank yang terindikasi sistemik.

Itu ditandai dengan Capital Adequacy Ratio (CAR) masih di atas 20%, angka itu merupakan tertinggi sepanjang sejarah. Sebagai perbandingan, ketika tahun 2008 lalu CAR-nya berada di level 17%.

Begitupun dengan indikator lainnya seperti Non Performing Loan (NPL) masih 2,6%, sementara tahun 2008 sebesar 17%. Kalau ada Bank yang menunjukan bisa berdampak sistemik, biasanya akan diserahkan ke LPS.

"Sampai saat ini belum ada indikasi bank umum yang dilimpahkan ke LPS," kata Fauzi, Rabu (16/9) di Istana Negara, Jakarta.

Fauzi juga menegaskan, saat ini kondisi perekonomian nasional jauh dari ancaman krisis. Apalagi dengan pertumbuhan ekonomi yang masih 4,7%. Ditambah, aset LPS saat ini sebesar Rp 60 triliun. Jumlah itu merupakan yang tertinggi dan membuat LPS dalam kondisi yang terkuat dibandingkan sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Adi Wikanto