LPS sebut bank di Indonesia sudah lebih kuat menghadapi krisis



KONTAN.CO.ID - MEDAN. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan saat ini kondisi perbankan secara nasional sudah lebih siap dan kuat dalam menghadapi krisis keuangan seperti yang terjadi pada 1997-1998 silam.

Direktur Eksekutif Klaim dan Resolusi Bank LPS Ferdinand D. Purba menyebut, saat ini fundamental bank di tanah air sudah jauh lebih kuat untuk menghadapi potensi terjadinya krisis keuangan. Saat ini rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) perbankan yang masih sangat tebal yakni di kisaran 22%.

Hal ini menunjukkan masih kuatnya struktur permodalan perbankan dalam negeri. “Industri perbankan dua dekade terakhir berhasil keluar dari berbagai tantangan. Perbankan Indonesia sudah belajar dari krisis besar yang terjadi pada 1997-1998 dan krisis global 2008,” ujarnya di Medan, Kamis (1/11).


Tidak hanya dari CAR, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) saat ini juga masih rendah dengan posisi di bawah 3% atau di kisaran 2,7% secara gross. Menurutnya, ini menunjukkan bahwa NPL perbankan dalam negeri cukup terkendali dan rendah.

Di sisi lain, kondisi return on asset (ROA) perbankan juga masih terjaga di level 2,42%. “NPL yang terkendali diikuti dengan pengelolaan dan pengawasan regulator di sektor perbankan yang prudent. Perbankan Indonesia paling kuat dibandingkan negara lain tidak hanya asia tapi juga global,” katanya.

Meski terbilang aman, LPS mengimbau agar perbankan tetap mampu mengantisipasi berbagai tantangan yang bersumber dari musim dingin global salah satunya adanya perang dagang dan kenaikan suku bunga Federal Reserve yang juga berdampak pada kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang sudah sebanyak 150 basis poin (bps). Alhasil, perbankan pun ikut menaikkan suku bunganya.

“Perkembangan terkini, industri perbankan ternyata masih ada tantangan seperti kenaikan suku bunga global, NIM bank yang terus menurun menjadi kisaran 5,01%. Untuk itu koordinasi antara lembaga dalam KSSK harus diperkuat untuk menjaga stabilitas keuangan,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati