LPS: Tren PHK di bank swasta diramal turun



JAKARTA. Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memproyeksi, tren pemutusan hubungan kerja (PHK) di perbankan swasta pada 2017 akan sedikit menurun dibandingkan tahun lalu. Sebab, tahun ini bisnis bank diproyeksi membaik.

Dody Arifianto, Kepala Group Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS mengatakan, membaiknya bisnis bank didorong pertumbuhan ekonomi yang membaik. "Saya melihat tren pengurangan pegawai yang terjadi pada 2016 lalu merupakan puncak," ujar Dody, Kamis (9/3).

Menurutnya, salah satu penyebab PHK di bank swasta pada tahun lalu adalah karena konsolidasi di beberapa bisni, terutama bisnis mikro. Hal ini bisa dilihat yaitu beberapa pengurangan pegawai terjadi di bank yang mempunyai segmentasi bisnis mikro, seperti Danamon, BTPN dan CIMB Niaga.


Selain disebabkan persaingan di bisnis mikro makin tinggi sejak pemerintah mengeluarkan KUR dengan bunga bersaing, pengurangan pegawai bank swasta di sektor mikro juga disebabkan langkah efisiensi. Efisiensi ini dilakukan dengan menutup beberapa cabang kemudian juga melakukan pengurangan pegawai.

Ke depan, kata Dodi, diproyeksi penutupan cabang beberapa bank masih akan terjadi. Sebab, bank melihat ke depan prospek untuk mengembangkan digital banking lebih bagus dibanding harus membuka kantor cabang. Apalagi serbuan perusahaan fintech yang beberapa tahun terakhir cukup kencang membuat bank harus menyiapkan strategi.

Dody memberikan contoh beberapa bank di Amerika dan Jepang tercatat melakukan pengurangan cabang sebesar 10% sampai 20%. Pengurangan cabang ini juga diikuti oleh pengurangan pegawai.

Sepanjang 2016, tercatat hampir seluruh bank swasta di Indonesia melakukan pengurangan pegawai. Pengurangan pegawai ini dilakukan oleh bank swasta berstatus perusahaan terbuka kategori BUKU III dan II atau modal inti antara Rp 1 triliun sampai Rp 30 triliun

Berdasarkan catatan KONTAN, sepanjang 2016, sembilan bank swasta BUKU III dan BUKU IIĀ  telah melakukan pengurangan sebanyak 7.216 pegawai. Pengurangan pegawai ini naik 28,74% secara tahunan atau year on year (yoy).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini