LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Bandung Tingkatkan Potensi Nilai Properti di Kawasan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Country Manager 99 Group Indonesia Maria Herawati Manik mengatakan kehadiran Light Rail Transit (LRT) Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) pada akhir Agustus dan Oktober mendatang, akan mentransformasi properti di kawasan.

"Upaya pemerintah meresmikan operasional kedua proyek transportasi ini dalam waktu yang berdekatan merupakan langkah signifikan yang tak hanya berdampak pada kehidupan masyarakat melainkan juga transformasi properti di kawasan," ujarnya, Jumat (8/9). 

Apabila berkaca pada pengembangan Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta, daerah yang belum dikembangkan secara maksimal akan menjadi potensial di masa depan. 


Kemudahan akses dan jarak yang lebih dekat dari dan ke titik-titik strategis Jakarta akan menciptakan segmentasi pasar baru, terutama dari mereka yang memiliki aktivitas utama di Central Business District (CBD).

Baca Juga: Banyak Keluhan soal LRT Jabodebek yang Sering Alami Gangguan, Ini kata Erick Thohir

Ia melanjutkan, hal yang sama juga diperkirakan terjadi di kawasan LRT Jabodebek dan KCJB. Area yang semakin terkoneksi dengan beragam jenis transportasi publik yang terintegrasi akan meningkatkan prospek ekonomi. 

"Mobilitas masyarakat dan menumbuhkan antusiasme orang-orang untuk tinggal di kawasan sehingga berpotensi untuk pengembangan hunian dan komersial dalam jangka panjang," tambahnya.

Ia menyampaikan LRT Jabodebek yang meningkatkan konektivitas Jakarta, Bekasi, Bogor dan Depok ini membawa dampak signifikan terhadap prospek properti kawasan. 

Adapun 99 Group mengelompokkan kecamatan-kecamatan yang terdampak dari keberadaan LRT Jabodebek ke dalam empat area sebagai berikut:

Area 1: Dukuh Atas, Setiabudi, Kuningan, Pancoran Barat, Cikoko, Menteng, Tanah Abang, Setiabudi, Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Pancoran

Area 2: Ciliwung, BNN Jatinegara, Kramat Jati, Duren Sawit, Makassar

Area 3: Jatibening Baru, Cikunir 1, Cikunir 2, Bekasi Barat, Bekasi Timur, Pondok Gede, Bekasi Barat, Bekasi Selatan, Rawa Lumbu, Bekasi Timur, Mustika Jaya, Tambun Selatan

Area 4; TMII, Kampung  Rambutan, Ciracas, Harjamukti, Ciracas, Cipayung, Cimanggis

Sejak tahun 2022, tren permintaan hunian mengalami peningkatan cukup signifikan. Di Semester 1 2023, permintaan mengalami pertumbuhan hingga 11,7% di Area 1. Sebesar 21,6% di Area 2, peningkatan sebesar18,4% di Area 3 dan peningkatan sebesar 22% di Area 4.

Pertumbuhan ini diperkirakan terus meningkat pasca-peresmian operasional LRT Jabodebek. Peningkatan permintaan ini juga ditopang dengan rencana sejumlah kawasan di dekat stasiun LRT yang akan dikembangkan menjadi Transit Oriented Development (TOD), terutama di area Stasiun Jatimulya, Jatibening Baru, Ciracas, Ciliwung, Cikoko dan Harjamukti. 

Baca Juga: Luhut Pandjaitan dan PM China Li Qiang Akan Jajal Kereta Cepat Jakarta-Bandung Besok

Secara umum, kawasan TOD di area-area stasiun tersebut merupakan pengembangan campuran yang dilengkapi dengan apartemen dan area komersial, seperti pusat belanja, ruko, dan ritel pendukung. 

Beroperasinya LRT Jabodebek dengan waktu tempuh yang lebih efisien membuat properti residensial yang menjadi bagian dari pengembangan kawasan TOD semakin menarik kalangan keluarga muda maupun individu yang memiliki aktivitas utama di Jakarta untuk kembali tinggal di pusat kota.

"Di sisi lain, pengembangan area komersial yang terintegrasi LRT Jabodebek bisa mengakomodasi kebutuhan populasi yang tinggal dan beraktivitas di kawasan serta menarik orang-orang selain penghuni untuk berkunjung berkat aksesibilitas yang semakin mudah," imbuhnya.

Dari sisi tren harga, 99 Group mencatat harga median rumah di empat area terlihat tumbuh di Semester 1 2023. Jika dibandingkan dengan Semester 2 2022, harga median rumah di Area 1 meskipun sempat fluktuatif, meningkat 1,7% menjadi Rp11 miliar, Area 2 menjadi Rp3,1 miliar (5,8%), dan Area 3 sebesar Rp800 juta (9,4%).

"Area 4 cenderung stagnan di sekitar Rp1,43 miliar. Operasional LRT Jabodebek dalam waktu dekat diproyeksikan membuat kenaikan harga median rumah tumbuh secara konsisten," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .