JAKARTA. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2016 sudah disetujui untuk disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun, revisi anggaran dinilai belum cukup realistis dengan kondisi dan tantangan ekonomi saat ini. Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistyaningsih mengatakan, risiko terbesar datang di sisi penerimaan negara. "Meskipun pemerintah sudah memasukan target penerimaan pajak dari kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty, potensi shortfall masih cukup besar," katanya, Selasa (28/6). Shortfall adalah selisih penerimaan negara dengan target yang ditetapkan.
Lubang risiko fiskal APBN-P 2016 masih besar
JAKARTA. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2016 sudah disetujui untuk disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun, revisi anggaran dinilai belum cukup realistis dengan kondisi dan tantangan ekonomi saat ini. Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistyaningsih mengatakan, risiko terbesar datang di sisi penerimaan negara. "Meskipun pemerintah sudah memasukan target penerimaan pajak dari kebijakan pengampunan pajak atau tax amnesty, potensi shortfall masih cukup besar," katanya, Selasa (28/6). Shortfall adalah selisih penerimaan negara dengan target yang ditetapkan.