KONTAN.CO.ID - Memelihara berang-berang memang terdengar tak lazim, tapi belakangan kian banyak orang yang tertarik memilikinya. Bahkan, sampai ada komunitasnya sendiri, yaitu Komunitas Otter Indonesia. Potensi pasar penggemar berang-berang inilah yang berhasil dimanfaatkan oleh beberapa pelaku usaha. Salah satu pelaku usaha yang menjual dan beternak berang-berang adalah Khalifa Pet Shop milik Sawijo Asro asal Tangerang Selatan. Ia sudah menjual berang-berang sejak 2016. “Awalnya saya memang hobi memelihara binatang yang lucu dan unik,” tutur Sawijo. Khalifa Pet Shop hanya memiliki satu jenis berang-berang, yaitu berang-berang cakar kecil. Saat ini, sudah ada lebih dari 100 ekor berang-berang. Sawijo bilang binatang karnivora tersebut boleh diperjual belikan pada umur dua hingga tiga bulan, dibawah umur itu berang-berang rentan mati.
Berang-berang cakar kecil tersebut dibanderol mulai Rp 500.000 –Rp 900.000 per ekor. Harga sangat tergantung pada karakter berang-berang itu sendiri. Jika ada berang-berang sudah jinak total, otomatis harga bisa lebih mahal. “Berang-berang yang sudah terlatih, seperti bisa buang sampah, buang kotoran di tempatnya dan pintar juga berpengaruh pada harga. Harganya bisa sampai Rp1,5 juta–Rp 2 juta," terang Sawijo. Tak hanya itu saja, berat badan berang-berang juga bisa mempengaruhi harga. Ia mengaku, saat ini berang-berang tengah jadi primadona hewan peliharaan yang unik. Hampir setiap hari, ada pengiriman ke rumah konsumen. Pelanggan Sawijo berasal dari sekitar Pulau Jawa, bahkan ada yang dari Bali. “Tapi, adakalanya saya juga tak mengirim karena kehabisan stok,” ujarnya. Pemain lainnya yang juga ikut menjual berang-berang adalah Steven Souw asal Tangerang. Ia mengaku baru sekitar enam bulan belakangan menjual berang-berang. “Kebanyakan berang-berang saya dapat dari masyarakat di desa sekitar kabupaten Tangerang. Mereka menangkap berang-berang karena dianggap sebagai hama,” ungkapnya. Steven menjual berang-berang usia tiga bulan dengan harga Rp 500.000–Rp 700.000 per ekor. Dalam sebulan Ia bisa menjual sampai tujuh ekor berang-berang. Pelanggan biasanya datang dari sekitar Jabodetabek. “Kadang sampai nolak pelanggan juga, karena berang-berangnya tidak selalu ada,” ujarnya. Karena terbatasnya stok berang-berang, Steven berencana membuat rumah breeding berang-berang sendiri. “Peminatnya saat ini memang sedang banyak-banyaknya. Tapi masalahnya berang-berang itu satwa langka dan liar. Jadi perlu dilestarikan juga agar tidak punah,” kata Steven. Beternak Otter Harus Tahan 3B: Boros, Bau dan Berisik Otter atau berang-berang sekilas dianggap tabu untuk dipelihara. Pasalnya, hewan ini sering ditemukan hidup liar di sekitar sungai, sawah maupun hutan. Membudidayakan otter atau berang-berang ternyata tak sesulit yang dibayangkan. Sawijo Asro, pemilik Khalifa Pet Shop mengatakan, kuncinya harus mampu memahami karakter berang-berang sendiri. Sawijo pun memberi tahu, dalam pemeliharaan berang-berang dikenal istilah 3B. Sebab, untuk merawat berang-berang, Anda harus tahan terhadap bau, berisik dan boros. Berang-berang dibilang bau karena baunya memang bisa sampai mengganggu pernapasan. Dan, berisik karena hewan tersebut sangat hiperaktif dan selalu mencari perhatian manusia dengan mengeluarkan suaranya yang cukup keras. Dalam sehari berang-berang bisa makan lebih dari tiga kali. Dan setiap kali makan, hewan dengan wajah lucu ini bisa melahap habis dua ekor ikan. Sawijo menjelaskan, perawatan berang-berang tidak terlalu sulit. Asalkan, pemilik harus rajin membersihkan kotoran berang-berang setiap hari. Tujuannya supaya binatang mamalia tersebut juga tetap sehat. Untuk makanannya sendiri, Sawijo menjelaskan, biasanya berang-berang besar bisa langsung diberi makan berupa ikan mentah. Misalnya ikan lele dan ikan mas. Sedangkan, makanan untuk berang-berang anakan harus direbus terlebih dahulu agar lebih lembut. Minum untuk berang-berang anakan juga harus dibedakan dengan berang-berang besar. Biasanya, memakai botol dot. Soal perkembangbiakkan, Steven Souw, penjual berang-berang asal Tangerang menambahkan, berang-berang secara liar dan alami akan aktif berkembang-biak saat musim hujan. Jika musim kemarau tiba, berang-berang biasanya akan kekurangan makanan. Karena kekurangan makanan, berang-berang biasanya kekurangan minat untuk berkembang-biak. "Biasanya berang-berang siap berkembang-biak saat umurnya sudah memasuki tahun kedua. Sedangkan, untuk menjodohkannya bisa mulai umur setahun," kata Steven. Cara menjodohkan berang-berang yaitu dengan menyatukan pejantan dan betina dalam satu kandang. Berang-berang termasuk hewan sensitif. Jika saat pertama kali bertemu dengan pemilik baru dan perawatannya tidak pas, maka berang-berang akan sulit bersahabat.
Salah satu cara supaya akrab, bisa dengan mendekatkan tangan pemilik, agar baunya dikenali berang-berang. Atau menaruh baju bekas yang dipakai pemilik di kandang berang-berang. Steven juga bilang, berang-berang memiliki sifat manja dan pendendam. Jadi sekali mendapat perlakuan kurang menyenangkan, berang-berang akan sulit jinak. Sifat berang-berang pada dasarnya mirip anjing. Menurut Steven, berang-berang lebih cerdas dan setia jika bisa dijinakkan dan dilatih. "Namun berang-berang sulit beradaptasi dengan manusia," ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Johana K.