FRANKFURT. Maskapai penerbangan Jerman, Lufthansa, akhirnya menunjuk Rolls-Royce untuk memproduksi mesin pesawat Trent XWB. Lufthansa memesan mesin tersebut untuk 25 unit pesawat Airbus jenis A350-900.

Dikutip dari situs resmi Lufthansa, Kamis (19/9), untuk pemesanan mesin Trent XWB Rolls-Royce tersebut, maskapai ini siap menggelontorkan dana senilai US$ 1,5 miliar. Dana sebesar itu termasuk untuk biaya perawatan mesin selama digunakan.

Lufthansa juga memiliki pilihan menambah pesanan mesin Trent XWB untuk 30 unit pesawat jenis yang sama pada periode berikutnya.

Trent XWB adalah mesin yang paling efisien di dunia penerbangan saat ini. Karena itu, Trent XWB merupakan mesin yang paling laris terjual dari jenis mesin Trent Rolls-Royce.

Di tahun depan, Rolls-Royce sudah mendapatkan order pembuatan mesin Tren XWB sebanyak 1.400 unit dari beberapa maskapai di dunia.

Nico Buchholz, Executive Vice President Divisi Penerbangan Lufthansa Grup, mengatakan, setelah mengikuti perkembangan mesin Trent XWB, pihaknya sangat terkesan dengan performa mesin tersebut.

“Kami senang armada Lufthansa mendapat kekuatan baru. Mesin Trent XWB untuk pesawat Airbus A350 merupakan kombinasi yang kuat, yang memungkinkan kami untuk terus memberikan layanan tertinggi bagi pelanggan Lufthansa,” katanya.

Eric Schulz, Direktur Teknik Mesin Rolls-Royce, mengatakan, pesanan pembuatan mesin Trent XWB adalah order yang sangat berarti dari pelanggan yang menghargai teknologi terbaru mesin jenis Trent.

“Kami berharap dapat melanjutkan hubungan erat dengan Lufthansa," tutur Schulz.

Kini, Lufthansa telah menggunakan 60 unit mesin Trent pada armada pesawatnya jenis Airbus A380, A330 dan A340, baik layanan saat ini maupun yang masih dalam pesanan.

Rolls-Royce juga merupakan mitra joint-venture dengan Lufthansa Technik AG dalam bisnis layanan perawatan overhaul mesin pesawat.

Mesin Trent XWB, khusus dirancang untuk pesawat Airbus A350 XWB. Uji terbang pertama pesawat A350 yang menggunakan mesin XWB dilakukan di Toulouse pada 14 Juni tahun ini. 

Editor: Dikky Setiawan