Luhut Bantah Harga Nikel Dunia Anjlok Karena Indonesia



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membantah anjloknya harga nikel dunia disebabkan karena masifnya program hilirisasi nikel di Indonesia. 

Luhut mengatakan tren suatu harga komoditi termasuk nikel harus dilihat setidaknya 10 tahun ke belakang. Menurutnya. menjadi hal biasa bahwa harga komoditas itu selalu naik dan turun. 

"Enggak ada juga (Indonesia menjadi biang kerok). Saya berkali-kali bilang kalau mau lihat itu harus 10 tahun. Pas lagi sekarang naik, sama saja seperti batu bara," jelasnya dijumpai di Kantornya, Rabu (7/2). 


Baca Juga: Harga Komoditas Landai, Emiten Tetap Kejar Produksi

Lebih lanjut, Luhut juga mengatakan bahwa program hilirisasi nikel di Indonesia selalu dilakukan secara terukur. Sehingga tidak benar bahwa produksi nikel dilakukan secara berlebihan dan berdampak pada suplai nikel dunia. 

Disisi lain, Luhut juga menjelaskan alasan mengapa harga nikel akhirnya melandai jika dibandingkan dengan tahun lalu. Menurutnya, hal ini terjadi murni karena mekanisme permintaan dan penawaran mencari harga keseimbangan. 

"Itu kan at the end cari equilibrium-nya. Dia kan cari anu sendiri. Apa saja komoditi itu kamu lihatnya enggak boleh dari setahun dua tahun, harus 5-10 tahun. Harus dilihat kumulatif harganya. Kemudian melihat harga rata-ratanya," jelas Luhut. 

Asal tahu saja, jor-joran produksi nikel di Indonesia belakangan ini memang santer kritikan karena dikaitkan dengan keberhasilan hilirisasi. 

Baca Juga: 16 Smelter Mineral Bakal Dibangun, Ini Catatan Pelaku Usaha

Produksi berlebih ini dianggap jadi penyebab penurunan harga komoditas logam ini. Harga nikel turun 44,74% sepanjang tahun 2023. Penurunan harga nikel ini paling dalam jika dibandingkan dengan komoditas logam lain, baik logam industri maupun logam mulia. 

Harga nikel pun mencatat penurunan paling tajam sejak tahun 2008. Sementara harga tembaga naik tipis 2,2% sepanjang 2023. Harga timah pun menguat 2,45% setahun penuh. Harga bijih besi menguat 20% di pasar Singapura. 

"Pasokan nikel terus tumbuh tetapi konsumsi tidak menunjukkan perbaikan," kata analis Huatai Futures dalam catatan yang dikutip Bloomberg. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .