KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menteri Kordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan melaksanakan pertemuan bilateral dengan Putera Mahkota Uni Emirat Arab guna bertemu Pangeran Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan di Abu Dhabi, Senin (16/12). “Kami membawa pesan dari Presiden, dan ini adalah persiapan awal untuk kunjungan kenegaraan Presiden pada bulan Januari mendatang. Pertemuan ini juga untuk memastikan bahwa kerja sama G to G (Governement to Government) dan kesepakatan bisnis telah tersampaikan dan berjalan dengan baik,” ujar Menko Luhut dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, dikutip Senin (16/12). Baca Juga: 34 Tahun tak bangun kilang minyak, Jokowi tengarai ada yang menghambat Adapun, beberapa Memorandum of Understanding (MoU) yang akan ditandatangani antara lain di bidang energi, kesehatan, pendidikan, dan Sovereign Wealth Fund_ (SWF). Selain itu, lanjut Menko Luhut, pertemuan ini juga untuk mempersiapkan MoU untuk mendukung pembangunan Infrastruktur di Indonesia, dimana ADIA (Abu Dhabi Investment Authority) akan menjadi partner penting bagi Indonesia. “Indonesia saat ini juga sedang memproses Omnibus Law untuk memberikan kepastian hukum bagi SWF ini,” tambahnya. Selain itu, di bidang petrokimia dan petroleum, beberapa kerja sama yang telah disepakati adalah kesepakatan antara Pertamina dan Adnoc untuk pengembangan kilang di Balongan. Kemudian, kerjasama antara Masdar dan PLN untuk kesepakatan pembangunan panel tenaga surya terapung 145 GW serta kerjasama Pertamina dan Mubadala untuk pengembangan kilang di Balikpapan dan kerjasama antara EGA dan Inalum untuk pengembangan smelter dan hydropower berbasis 500.000 ton per tahun aluminium smelter di Kalimantan Utara dan antara Chandra Asri dan Adnoc dengan kontrak jangka panjang. Kemudian, kesepakatan di bidang agrikultur yang akan mengambil lokasi di Elite Agro, Jawa Barat dan juga Kalimantan Tengah, serta MoU antara DP World dan Maspion untuk area industri terintegrasi (120 hektare).
Luhut dan rombongan bertemu Putera Mahkota Uni Emirat Arab bahas investasi
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menteri Kordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan melaksanakan pertemuan bilateral dengan Putera Mahkota Uni Emirat Arab guna bertemu Pangeran Mohammed bin Zayed bin Sultan Al Nahyan di Abu Dhabi, Senin (16/12). “Kami membawa pesan dari Presiden, dan ini adalah persiapan awal untuk kunjungan kenegaraan Presiden pada bulan Januari mendatang. Pertemuan ini juga untuk memastikan bahwa kerja sama G to G (Governement to Government) dan kesepakatan bisnis telah tersampaikan dan berjalan dengan baik,” ujar Menko Luhut dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id, dikutip Senin (16/12). Baca Juga: 34 Tahun tak bangun kilang minyak, Jokowi tengarai ada yang menghambat Adapun, beberapa Memorandum of Understanding (MoU) yang akan ditandatangani antara lain di bidang energi, kesehatan, pendidikan, dan Sovereign Wealth Fund_ (SWF). Selain itu, lanjut Menko Luhut, pertemuan ini juga untuk mempersiapkan MoU untuk mendukung pembangunan Infrastruktur di Indonesia, dimana ADIA (Abu Dhabi Investment Authority) akan menjadi partner penting bagi Indonesia. “Indonesia saat ini juga sedang memproses Omnibus Law untuk memberikan kepastian hukum bagi SWF ini,” tambahnya. Selain itu, di bidang petrokimia dan petroleum, beberapa kerja sama yang telah disepakati adalah kesepakatan antara Pertamina dan Adnoc untuk pengembangan kilang di Balongan. Kemudian, kerjasama antara Masdar dan PLN untuk kesepakatan pembangunan panel tenaga surya terapung 145 GW serta kerjasama Pertamina dan Mubadala untuk pengembangan kilang di Balikpapan dan kerjasama antara EGA dan Inalum untuk pengembangan smelter dan hydropower berbasis 500.000 ton per tahun aluminium smelter di Kalimantan Utara dan antara Chandra Asri dan Adnoc dengan kontrak jangka panjang. Kemudian, kesepakatan di bidang agrikultur yang akan mengambil lokasi di Elite Agro, Jawa Barat dan juga Kalimantan Tengah, serta MoU antara DP World dan Maspion untuk area industri terintegrasi (120 hektare).