Luhut: Nasib ekonomi Indonesia masih lebih baik dari negara lain



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian Indonesia tidak dapat menghindar dari keterpurukan akibat virus corona. Namun menurut Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Indonesia masih dinilai lebih baik nasibnya bila dibandingkan dengan negara berpendapatan menengah lainnya. 

Hal ini dia tuturkan di hadapan para pengusaha asal Jepang dengan menggelar Forum Virtual Investasi Indonesia-Jepang. "Namun masih bernasib lebih baik dibandingkan dengan negara berpenghasilan menengah lainnya atau middle income countries," katanya melalui keterangan tertulis, Selasa (25/8/2020). 

Baca Juga: Sri Mulyani sebut kinerja impor bulan Juli 2020 belum menunjukkan tren pemulihan

Di sisi lain, dia menilai, dampak pandemi Covid-19 juga membuat Indonesia dapat meningkatkan pengujian vaksin dan juga penguatan protokol kesehatan. "Dengan meningkatnya pengujian dan protokol kesehatan, Indonesia mulai mengatasi situasi akibat Covid-19. Kasus pemulihan meningkat dan angka kematian turun secara signifikan. Kita berdoa semoga ini dapat berepengaruh baik kepada pengembangan ekonomi," jelasnya. 

Untuk meningkatkan perekonomian Indonesia ke depan, lanjut Luhut, pemerintah fokus kepada Omnibus Law yang segera disahkan, kebijakan industrialisasi hilir, dan investasi pada sektor UKM yang dianggap mampu menambah nilai investasi. "Dan kita berharap hal ini dapat berjalan dengan baik, dan akan mendorong lebih banyak lagi investasi ke Indonesia," ujarnya. 

Baca Juga: Menkeu prediksi ekonomi Indonesia masih bisa tumbuh 0,2% di tahun ini

Forum tersebut dihadiri oleh sekitar 500 peserta yang terdiri dari berbagai macam kalangan. Termasuk Ketua Japan Indonesia Association (Japinda) yang juga merupakan mantan Perdana Menteri Jepang Yasuo Fukuda.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Luhut: Ekonomi RI Masih Lebih Baik dari Negara Lain" Penulis : Ade Miranti Karunia Editor : Bambang P. Jatmiko

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie