KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Dewan Penasehat Partai Golkar Luhut Binsar Pandjaitan mengaku akan meraih 86 kursi di parlemen jika didapuk sebagai ketua umum. Pernyataan ini Luhut sampaikan saat dikonfirmasi mengenai apakah ia menjadi aktor intelektual di balik gerakan musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) di tubuh Golkar. Mulanya, Luhut membantah bahwa dirinya mendalangi upaya penggulingan Airlangga dari kursi ketua umum. Ia kemudian menyatakan bakal memperbaiki kondisi Golkar.
“Jadi kalau saya Ketua Umum Golkar misalnya, saya mau memperbaiki saja karena saya suka memperbaiki dan saya yakin itu bisa, 86 kursi pasti dapat,” ujar Luhut dalam talkshow Rosi di YouTube Kompas TV, Kamis (20/7/2023).
Baca Juga: Rencana Munaslub Golkar, Airlangga dan Ketua Dewan Pakar Kompak Tepis Adapun Golkar menempati urutan kedua sebagai partai yang menduduki kursi di parlemen berdasarkan Pemilu 2019 lalu. Golkar meraih 85 kursi dengan perolehan jumlah suara 17.229.789 (12,31 persen). Luhut meminta Airlangga bersikap realistis dan tidak ngotot menjadi calon presiden atau wakil presiden. Menurutnya, alih-alih menjadi partai yang seakan “menjual diri” ke sana kemari demi mendapatkan jatah calon wakil presiden, Golkar lebih tepat mengamankan kursi di parlemen. “Kita harus bisa bikin, at least mempertahankan 85 suara sekarang, kalau bisa di atas 100,” ujar Luhut. Luhut juga mengaku didorong sejumlah kader Golkar untuk maju sebagai ketua umum menggantikan Airlangga. Ia pun mengaku membebaskan keputusan kader Golkar yang tidak puas dengan kepemimpinan Airlangga. Namun, kata Luhut, jika diselenggarakan Munaslub dan dicalonkan sebagai ketua umum, ia tidak akan menggunakan uang. “Kalaupun nanti ini kalian bikin saya enggak mau main uang karena biar Golkar ini kembali pada masa lalunya, jangan main uang-uang dan biar partai itu juga lebih baik lagi ke depan,” tutur Luhut. Sebelumnya, Partai Golkar tengah dilanda isu perpecahan. Sejumlah elite disebut mendorong digelarnya musyawarah nasional luar biasa (Munaslub), mencopot Airlangga Hartarto dari posisi ketua umum. Sejumlah pihak di internal Golkar diketahui tetap ngotot mengusung Airlangga baik sebagai calon presiden maupun calon wakil presiden meski elektabilitasnya rendah.
Baca Juga: Survei LSI: PDI Perjuangan dan Gerindra Potensial Meraih Suara Terbanyak Pemilu 2024 "Insya Allah kami optimis bahwa kami masih tetap, sampai hari ini, kami mencalonkan ketum kami Pak Airlangga Hartarto, baik sebagai capres maupun cawapres," ujar Ketua Pemenangan Pemilu DPP Partai Golkar MQ Iswara, Jumat (19/5/2023). Berdasarkan hasil survei Litbang KOMPAS pada 29-10 Mei 2023 Golkar menempati urutan keempat dengan elektabilitas 7,3 persen. Partai tua itu tertinggal jauh dari PDI-P yang meraup 23,3 persen suara, Gerindra 18,6 persen, dan Demokrat 8 persen. Sementara, berdasarkan survei Lembaga Survei Indonesia (LSI), Golkar duduk di urutan ke 4, ada di kelas menengah yang bersaing ketat dengan partai lainnya. Survei yang digelar pada 1-8 Juli itu menyebut Golkar hanya meraup 6 persen suara, tertinggal dari PDI-P 23,7 persen, Gerindra 14,2 persen, PKS 6,2 persen.
Sementara, elektabilitas Airlangga juga suram. Berdasarkan survei LSI, dalam Top Of MInd pilihan presiden, Airlangga tidak meraup suara atau 0,0 persen. Sementara, pada simulasi 19 nama calon presiden, elektabilitasnya hanya 0,5 persen. Pun demikian ketika namanya diajukan dalam daftar 24 nama wakil presiden, ia hanya meraup 2,6 persen suara da 3,8 persen pada simulasi 12 nama. Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
"Luhut: Kalau Saya Ketum Golkar, 86 Kursi DPR Pasti Dapat" Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto