Luhut sebut nilai ekspor besi baja Indonesia di 2019 mencapai US$ 8 miliar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan nilai ekspor besi baja Indonesia mengalami peningkatan. 

Sampai bulan Desember 2019, pemerintah mencatat nilai ekspor besi baja mencapai US$ 8 miliar. Nilai ekspor  baja ini lebih besar dari ekspor otomotif yang sebesar US$ 7 miliar.

Baca Juga: Impor minyak kelapa sawit China diprediksi tertekan karena virus corona


Luhut mengklaim kenaikan ini akibat program hilirisasi nikel. Saat ini, investasi hilirasi nikel berada di kawasan timur Indonesia, yaitu Sulawesi dan Maluku. Pemerintah juga memperbaiki kualitas pendidikan di daerah timur dengan membangun politeknik untuk mengganti tenaga kerja asing.

"Selama 72 tahun Indonesia berjalan kita belum punya politeknik yang berkualitas di sini," ujar Luhut dalam Mandiri Invesment Forum, Rabu (5/2).

Baca Juga: Sentimen virus corona mulai terbatas, investor bisa mulai masuk pasar saham

Untuk pencegahan perubahan iklim, Luhut mengatakan potensi energi hijau Indonesia masin sangat luas yaitu ada geothermal, bioenergy, angin, sinar matahari, dan micro hydro.

"Dari total potensi 422 gigawat, kapasitas yang terpasang baru 9 gigawatt atau sekitar 2,1%," dikutip dari materi yang ditampilkan Luhut dalam acara Mandiri Invesment Forum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli