KONTAN.CO.ID - Presiden Belarus Alexander Lukashenko menyatakan bahwa Presiden Venezuela Nicolas Maduro dipersilakan untuk pindah ke Belarus apabila suatu saat meninggalkan jabatannya. Namun, Lukashenko menegaskan bahwa hingga kini tidak pernah ada pembahasan langsung terkait hal tersebut dengan Maduro.
Baca Juga: Harga Minyak Dunia Turun Selasa (16/12) Pagi: Brent ke US$60,32 & WTI ke US$56,60 Pernyataan itu disampaikan Lukashenko dalam wawancara dengan media Amerika Serikat, Newsmax, pada Senin (15/12/2025). Lukashenko dikenal sebagai sekutu dekat Presiden Rusia Vladimir Putin. Ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Venezuela saat ini tengah meningkat, ditandai dengan pengerahan besar-besaran militer AS di kawasan Karibia selatan, serangan AS terhadap kapal-kapal yang dituduh terlibat perdagangan narkoba, serta pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mengisyaratkan kemungkinan dimulainya operasi darat di Venezuela. Pemerintah Venezuela sebelumnya menuding Amerika Serikat berupaya melakukan pergantian rezim demi menguasai cadangan minyak negara tersebut yang sangat besar.
Baca Juga: Harga Emas Spot Naik Tipis ke US$4.304,9 pada Selasa (16/12) Pagi Dalam wawancara tersebut, Lukashenko mengatakan Belarus dan Venezuela memiliki hubungan yang telah terjalin lama. Ia menegaskan pintu Belarus terbuka bagi Maduro jika ingin datang ke Minsk. “Maduro tidak pernah menjadi musuh atau lawan bagi kami. Jika dia ingin datang ke Belarus, pintu kami terbuka,” ujar Lukashenko, seperti dikutip dari potongan wawancara yang diunggah di kanal Telegram Pul Pervogo yang terkait dengan administrasi kepresidenan Belarus. Namun demikian, Lukashenko menekankan bahwa wacana tersebut tidak pernah dibahas secara konkret. “Sejujurnya, hal itu tidak pernah didiskusikan. Maduro bukan tipe orang yang pergi atau melarikan diri. Dia sosok yang sangat tangguh,” ujarnya. Lukashenko juga menyatakan kesediaannya untuk membahas isu Venezuela, serta berbagai persoalan lain, dalam pembicaraan langsung dengan Presiden AS Donald Trump.
Baca Juga: Ukraina Klaim Serang Kapal Selam Rusia dengan Drone Bawah Air di Laut Hitam Dorong Penyelesaian Damai “Saya benar-benar yakin bahwa semua persoalan dan kepentingan Amerika Serikat saat ini bisa diselesaikan secara damai,” kata Lukashenko. Ia menambahkan bahwa dalam waktu dekat dirinya berharap dapat berdiskusi langsung dengan Trump. “Saya akan menyampaikan banyak hal menarik kepadanya. Perang tidak akan membawa hasil apa pun,” ujarnya. Menurut Lukashenko, perang melawan Venezuela akan menjadi “Vietnam kedua” bagi Amerika Serikat. “Apakah Anda membutuhkannya? Tidak. Jadi tidak perlu berperang. Selalu ada ruang untuk kesepakatan,” tegasnya.
Baca Juga: Dolar AS Tertekan Selasa (16/12), Menanti Rilis Data Tenaga Kerja AS yang Tertunda Ia menilai konflik justru akan membuat rakyat Venezuela bersatu mendukung Maduro. Lukashenko menggambarkan Maduro sebagai “pribadi yang layak dan rasional, yang bisa diajak berunding.” Lukashenko juga meragukan klaim Trump mengenai besarnya arus narkoba dari Venezuela ke Amerika Serikat. Ia menyebut Belarus selama ini berperan penting dalam memerangi penyelundupan narkoba dari Asia ke Eropa Barat. Namun, ia mengaku tidak lagi bersedia melindungi Eropa jika sanksi terhadap Belarus terus diperketat terkait isu hak asasi manusia dan dukungan Minsk terhadap Rusia dalam perang di Ukraina.
Baca Juga: Sektor Manufaktur Jepang Masih Tertekan di Desember 2025, Kontraksi Mulai Melambat “Mereka mencekik saya, lalu saya diharapkan melindungi mereka dari narkoba?” ujarnya. “Hal yang sama berlaku bagi Amerika Serikat—jangan mencekik Venezuela. Carilah kompromi. Saya tidak percaya bahwa narkoba dalam jumlah besar yang masuk ke AS berasal dari Venezuela. Saya tidak percaya Trump soal ini. Maduro bukan pecandu narkoba. Itu saya tahu pasti,” tutup Lukashenko.