KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kesadaran berinvestasi tak selalu muncul untuk meraih keuntungan demi diri sendiri. Itu juga terjadi pada Lukman Hakim, Sekretaris Perusahaan PT Panca Budi Idaman Tbk. Terlebih keinginan Lukman untuk berinvestasi baru muncul setelah berkeluarga, tepatnya tahun 2007. "
Hope for the better but prepare for the worst," inilah yang menjadi pegangannya saat memulai berinvestasi. Maklum, walaupun berpotensi mendapatkan imbal hasil yang menggiurkan, namun dalam berinvestasi terdapat risiko yang harus ditanggung dari masing-masing investor.
Nah, saat memulai investasi, Lukman sudah memutuskan untuk menjadi investor yang memikirkan keuntungan jangka panjang. Artinya, investasi bukan sekedar
trading demi mengeruk imbal hasil maksimal dalam waktu sesingkat-singkatnya. Tidak heran, jika ia sangat mendukung program pemerintah "Yuk Menabung Saham". Soalnya, Lukman paham sekali dengan manfaat menabung serta berinvestasi. Selain itu, Lukman memandang investasi sebagai proteksi untuk inflasi dan juga perlindungan bagi pendapatan. "Kita tidak boleh sekalipun mengabaikan inflasi, karena bisa saja inflasi yang akan memiskinkan kita," tegasnya. Instrumen pertama yang membuat Lukman tertarik adalah properti. Maklum saja, dengan segala kesibukan bekerja, ayah dua orang anak ini hanya mempunyai waktu sedikit untuk mengelola keuangan dan investasinya. "Properti paling aman karena tidak harus selalu memantau harganya setiap menit," katanya. Ia juga menganggap properti masih menjadi aset yang cukup aman karena harganya tidak selalu naik turun. Selain properti, Lukman sempat memilih instrumen saham. "Pertimbangan saat itu karena saham memiliki prinsip
buy low sell high yang dapat diaplikasikan dalam saham," imbuhnya. Tapi karena kesibukannya, Lukman mengaku tak mampu selalu memantau pergerakan saham. Akhirnya ia pun memilih untuk melepas instrumen itu dan fokus pada properti. Asal tahu saja, saat ini, investasi properti milik Lukman telah tersebar di beberapa wilayah yakni Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Bekasi. Sudah memiliki banyak properti, Lukman yang lahir di Jakarta pada tahun 1978, memang tetap mengandalkan investasi bidang properti. Karena menurutnya, investasi ini dilakukan untuk jangka panjang sekaligus dana pendidikan kedua anaknya. Pelajari risiko Lukman menganggap dirinya sebagai investor yang moderat. Karena ia cenderung berhati-hati dan menghitung risiko saat akan berinvestasi. Mantan pengajar di Universitas Bina Nusantara ini menambahkan, setelah memulai berinvestasi, ia lebih bisa menghargai pendapatannya. "Jangan lebih besar pasak daripada tiangnya," imbuhnya. Tidak heran jika semenjak mengenal investasi dirinya lebih bisa menahan emosinya untuk mengeluarkan uang.
Hal ini tidak hanya diterapkan kepada dirinya, namun juga keluarganya. Di waktu senggang, Lukman kerap mengajarkan istri serta anaknya untuk mulai berinvestasi. Namun instrumen investasi yang dipromosikan bukan properti melainkan saham. Dengan prinsip
buy low, sell high dan memiliki waktu lebih, diharapkan keluarganya dapat menjajal instrumen ini. Ia pun membagikan tip bagi investor pemula, "carilah investasi yang risikonya kecilnya, coba-coba saja dulu, kalau memang ada risiko itu wajar," paparnya. Soalnya, hal yang paling penting dalam berinvestasi adalah mengetahui risiko di instrumen yang dipilih. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto