Lewat kerja keras, Muhamad Lukman Zaini berhasil membesarkan toko oleh-oleh Bu Noer Aneka Rasa hingga mempunyai omzet Rp 200 juta per bulan. Kunci sukses lelaki 33 tahun ini adalah kualitas produk yang benar-benar dijaganya. Selain itu, Lukman tak pernah berhenti untuk mendiversifikasikan produk serta berinovasi.Setiap daerah pasti mempunyai oleh-oleh khas. Apalagi bila daerah itu merupakan kawasan wisata. Toko oleh-oleh banyak diburu para wisatawan, selain tentu saja daerah wisata. Salah satu toko oleh-oleh yang kondang di kalangan para wisatawan yang bertandang ke Malang adalah Toko Bu Noer Aneka Rasa. Meski lokasi toko kurang strategis, karena ada di dalam kawasan pemukiman, toko di Jalan Ciliwung 2 ini selalu ramai pengunjung. Pemiliknya, Muhammad Lukman Zaini, merupakan generasi kedua pendiri usaha usaha Bu Noer Aneka Rasa. Setelah 9 tahun berdiri, pada tahun 2004, Lukman mendirikan badan usaha yang menaungi gerainya, yakni CV Ara. "Saat orang tua mendirikan, belum ada badan usahanya" tandas Lukman. Di gerainya, Lukman menawarkan sekitar 500 jenis produk oleh-oleh. Produksi CV Ara sendiri hanya keripik tempe aneka rasa, brownies , pie tempe apel (temple), keripik aneka daun, keripik buah, cake bekatul, roti juwawut dan roti Arema.Kisaran harga oleh-oleh beragam mulai dari Rp 5.500 untuk keripik tempe aneka daun dan Rp 6.900 untuk keripik tempe aneka rasa. Keripik buah dijual Rp 9.000 dan keripik durian dijual Rp 22.000. "Dari banyak produk itu, yang paling laris memang keripik tempe dan keripik buah," ujarnya. Untuk memproduksi aneka keripik itu, Bu Noer memiliki dua tempat produksi dan satu gudang. Maklum, Lukman tak hanya memasok tokonya sendiri, ia juga memasok aneka keripiknya untuk pedagang-pedagang di pinggir jalan, yang dijualnya tanpa kemasan. Kualitas menjadi rahasia kesuksesan keripik produksi CV Ara. Mereka selalu menggunakan minyak goreng dan tepung bermerk untuk menjaga kualitas. Melalui blog keripiktempebunoer Lukman juga menginformasikan tentang cara produksi keripik Bu Noer yang dikatakan bersih dan higienis.Lukman berbisik, banyak juga pengusaha yang menggunakan minyak jelantah dan curah yang tidak baik untuk kesehatan karena naiknya harga bahan baku dari tepung, kedelai dan minyak goreng. Lukman juga melakukan diversifikasi produk yang bertujuan terjadi subsidi silang keuntungan. "Biar yang marginnya kecil tertutup dengan margin besar," ujarnya. Dia juga terus berinovasi dengan mengambangkan berbagai varian keripik tempe. Keripik tempe aneka daun, cake bekatul dan roti juwawut merupakan hasil kreasi Lukman sendiri.Lukman sengaja tidak memindahkan tokonya di pinggir jalan. Ia ingin konsumen bisa melihat proses produksi dan bahan yang digunakan. Persaingan yang ketat di antara toko oleh-oleh memaksa Lukman memutar otak untuk menarik konsumen datang. Salah satunya, dengan menunjukkan bahan baku dan proses produksi pada konsumen. Supaya pegawainya tetap fokus pada pekerjaan, Lukman juga memberi gaji mereka sesuai standar UMR yang berkisar Rp 1 juta sampai Rp 1,2 juta. Dalam proses produksi karyawan juga diwajibkan memakai sapu tangan dan masker, untuk menjaga tingkat kebersihan produknya.Dalam sehari, Lukman bisa menghabiskan 70 kg sampai sekuintal kacang kedelai sebagai bahan baku keripik tempe. Adapun untuk membuat keripik buah, ia memasok 50 kg hingga 75 kg buah-buahan. Namun, kebutuhan bahan baku itu akan melonjak drastis ketika musim liburan tiba. Pada hari raya Idul Fitri misalnya. Sebulan menjelang idul fitri, Lukman memasok kebutuhan bahan baku hingga lima kali lipat. Pengunjung yang datang ke toko Bu Noer pun berimbang antara warga Malang sendiri dan wisatawan. "Ketika akan kembali, orang yang dari luar kota selalu mampir ke sini. Orang Malang yang akan bepergian ke luar kota pun juga membeli oleh-oleh di sini," ujar Lukman. Penjualannya juga bertambah saat ada yang memesan roti untuk hajatan, kadang-kadang ada yang memesan 100 sampai 200 buah. Baru-baru ini dia mendapat pesanan brownies tempe untuk acara ulang tahun Kota Malang. Tak heran, dalam sebulan omzet Bu Noer pun bisa mencapai Rp 200 juta. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Lukman utamakan kualitas hadapi persaingan (1)
Lewat kerja keras, Muhamad Lukman Zaini berhasil membesarkan toko oleh-oleh Bu Noer Aneka Rasa hingga mempunyai omzet Rp 200 juta per bulan. Kunci sukses lelaki 33 tahun ini adalah kualitas produk yang benar-benar dijaganya. Selain itu, Lukman tak pernah berhenti untuk mendiversifikasikan produk serta berinovasi.Setiap daerah pasti mempunyai oleh-oleh khas. Apalagi bila daerah itu merupakan kawasan wisata. Toko oleh-oleh banyak diburu para wisatawan, selain tentu saja daerah wisata. Salah satu toko oleh-oleh yang kondang di kalangan para wisatawan yang bertandang ke Malang adalah Toko Bu Noer Aneka Rasa. Meski lokasi toko kurang strategis, karena ada di dalam kawasan pemukiman, toko di Jalan Ciliwung 2 ini selalu ramai pengunjung. Pemiliknya, Muhammad Lukman Zaini, merupakan generasi kedua pendiri usaha usaha Bu Noer Aneka Rasa. Setelah 9 tahun berdiri, pada tahun 2004, Lukman mendirikan badan usaha yang menaungi gerainya, yakni CV Ara. "Saat orang tua mendirikan, belum ada badan usahanya" tandas Lukman. Di gerainya, Lukman menawarkan sekitar 500 jenis produk oleh-oleh. Produksi CV Ara sendiri hanya keripik tempe aneka rasa, brownies , pie tempe apel (temple), keripik aneka daun, keripik buah, cake bekatul, roti juwawut dan roti Arema.Kisaran harga oleh-oleh beragam mulai dari Rp 5.500 untuk keripik tempe aneka daun dan Rp 6.900 untuk keripik tempe aneka rasa. Keripik buah dijual Rp 9.000 dan keripik durian dijual Rp 22.000. "Dari banyak produk itu, yang paling laris memang keripik tempe dan keripik buah," ujarnya. Untuk memproduksi aneka keripik itu, Bu Noer memiliki dua tempat produksi dan satu gudang. Maklum, Lukman tak hanya memasok tokonya sendiri, ia juga memasok aneka keripiknya untuk pedagang-pedagang di pinggir jalan, yang dijualnya tanpa kemasan. Kualitas menjadi rahasia kesuksesan keripik produksi CV Ara. Mereka selalu menggunakan minyak goreng dan tepung bermerk untuk menjaga kualitas. Melalui blog keripiktempebunoer Lukman juga menginformasikan tentang cara produksi keripik Bu Noer yang dikatakan bersih dan higienis.Lukman berbisik, banyak juga pengusaha yang menggunakan minyak jelantah dan curah yang tidak baik untuk kesehatan karena naiknya harga bahan baku dari tepung, kedelai dan minyak goreng. Lukman juga melakukan diversifikasi produk yang bertujuan terjadi subsidi silang keuntungan. "Biar yang marginnya kecil tertutup dengan margin besar," ujarnya. Dia juga terus berinovasi dengan mengambangkan berbagai varian keripik tempe. Keripik tempe aneka daun, cake bekatul dan roti juwawut merupakan hasil kreasi Lukman sendiri.Lukman sengaja tidak memindahkan tokonya di pinggir jalan. Ia ingin konsumen bisa melihat proses produksi dan bahan yang digunakan. Persaingan yang ketat di antara toko oleh-oleh memaksa Lukman memutar otak untuk menarik konsumen datang. Salah satunya, dengan menunjukkan bahan baku dan proses produksi pada konsumen. Supaya pegawainya tetap fokus pada pekerjaan, Lukman juga memberi gaji mereka sesuai standar UMR yang berkisar Rp 1 juta sampai Rp 1,2 juta. Dalam proses produksi karyawan juga diwajibkan memakai sapu tangan dan masker, untuk menjaga tingkat kebersihan produknya.Dalam sehari, Lukman bisa menghabiskan 70 kg sampai sekuintal kacang kedelai sebagai bahan baku keripik tempe. Adapun untuk membuat keripik buah, ia memasok 50 kg hingga 75 kg buah-buahan. Namun, kebutuhan bahan baku itu akan melonjak drastis ketika musim liburan tiba. Pada hari raya Idul Fitri misalnya. Sebulan menjelang idul fitri, Lukman memasok kebutuhan bahan baku hingga lima kali lipat. Pengunjung yang datang ke toko Bu Noer pun berimbang antara warga Malang sendiri dan wisatawan. "Ketika akan kembali, orang yang dari luar kota selalu mampir ke sini. Orang Malang yang akan bepergian ke luar kota pun juga membeli oleh-oleh di sini," ujar Lukman. Penjualannya juga bertambah saat ada yang memesan roti untuk hajatan, kadang-kadang ada yang memesan 100 sampai 200 buah. Baru-baru ini dia mendapat pesanan brownies tempe untuk acara ulang tahun Kota Malang. Tak heran, dalam sebulan omzet Bu Noer pun bisa mencapai Rp 200 juta. (Bersambung)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News