Lumba-Lumba Militer Rusia Dikerahkan ke Laut Hitam dengan Tujuan Ini



KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Naval News melaporkan, Rusia telah memindahkan lumba-lumba yang sudah terlatih oleh angkatan lautnya lebih dekat ke tempat pertempuran dalam perang di Ukraina.

Melansir Business Insider yang mengutip Naval News, gambar satelit menunjukkan, kandang lumba-lumba militer muncul di pangkalan angkatan laut selatan di kota Novoozerne, di bagian barat Krimea.

Krimea adalah wilayah Ukraina yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014 dan telah dikuasainya sejak saat itu. Klaim Rusia atas Krimea belum diakui secara internasional.


Kandang tersebut awalnya terlihat pada musim panas di sekitar Sevastopol, pelabuhan utama di Laut Hitam. Novoozerne terletak 90 mil barat laut Sevastopol dan lebih dekat dengan tempat pasukan khusus Ukraina melakukan serangan dan mendarat di semenanjung Krimea.

Mereka kemungkinan besar dipindahkan dalam upaya untuk mempertahankan diri dari serangan terus-menerus Ukraina terhadap armada Laut Hitam Rusia, yang mencakup kapal selam serang dan kapal dengan kemampuan serangan jarak jauh.

Baca Juga: Israel Akan Gunakan Segala Cara untuk Menggagalkan Rencana Elon Musk

"Menempatkan lumba-lumba di mulut pelabuhan dapat menghentikan pasukan Ukraina memasuki pelabuhan di bawah air," kata Institut Angkatan Laut Amerika Serikat awal tahun ini.

Ukraina telah menjadi kekuatan yang semakin mengancam di Laut Hitam setelah melancarkan beberapa serangan menggunakan drone bawah air. Mereka juga berhasil merebut anjungan gas penting di lepas pantai.

Menurut Kementerian Pertahanan Inggris dalam laporan intelijen pada bulan Juni, Rusia, yang memiliki sejarah menggunakan hewan laut dalam militernya, telah meningkatkan jumlah kandang mamalia laut di dalam dan sekitar Laut Hitam dalam beberapa bulan terakhir.

Lumba-lumba dapat mendeteksi penyusup, mengumpulkan informasi intelijen, atau bahkan melancarkan serangan mematikan.

Baca Juga: Menhan Rusia: Barat Berusaha Memperluas Perang Ukraina ke Wilayah Asia-Pasifik

Sementara itu, Newsweek memberitakan, lumba-lumba tempur bukanlah fenomena baru dalam perang Ukraina. Laporan telah lama menyebutkan bahwa Rusia telah melatih dan menggunakan hewan militer di sekitar pangkalan Laut Hitam di Sevastopol, kota pelabuhan Krimea. 

Selain Rusia, Angkatan Laut AS juga telah menggunakan lumba-lumba selama beberapa dekade.

Ukraina telah berjanji untuk merebut kembali Krimea, yang dianeksasi Rusia pada tahun 2014 dan digunakan sebagai batu loncatan untuk melawan pasukan Kyiv dalam 20 bulan terakhir perang.

Sepanjang musim panas di Ukraina, Kyiv meningkatkan serangannya terhadap sasaran Rusia di Krimea, termasuk terhadap sistem pertahanan udara canggih Rusia di dekat Yevpatoriya. 

Hal ini bertepatan dengan serangan amfibi pasukan Ukraina di semenanjung tersebut, diikuti dengan serangan rudal jarak jauh di Sevastopol yang merusak kapal pendarat Rusia dan salah satu kapal selam Moskow.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie