Lumpuh terkena dampak letusan Kelud (1)



Letusan Gunung Kelud pada Kamis malam (13/2) berimbas ke Kota Batu di Kabupaten Malang, Jawa Timur. Kota yang berjarak sekitar 50 kilometer (km) dari Gunung Kelud ini tak luput dari serangan abu vulkanik yang dimuntahkan gunung tersebut.

Saat KONTAN mengunjungi kota wisata ini pada Jumat (14/2), hampir seluruh wilayah di kota berhawa sejuk ini tertutup abu vulkanik. Saking banyak abu vulkanik yang menyelimuti daerah ini, pemandangan sepanjang perjalanan di kota ini serba putih. Tak terkecuali sentra tanaman hias di Desa Sidomulyo, Batu.  

Desa ini sudah 20 tahun menjadi sentra tanaman hias di Kota Batu. Ada sekitar 100 pedagang tanaman hias yang membuka lapak dagangan di sisi kanan dan kiri jalan.


Bila biasanya sepanjang perjalanan mengelilingi desa ini akan terhampar tanaman hias berwarna warni, tidak demikian dengan hari itu. Semua tanaman berwarna putih akibat tertutup oleh abu vulkanik Gunung Kelud. Hujan abu yang mengguyur Kota Batu dan sekitarnya membuat sentra tersebut seakan mati, tidak banyak pemilik kios yang membuka lapaknya.

Selain itu, tidak ada satu pun pembeli yang mampir ke sana. “Tidak akan ada pembeli kalau kondisi seperti ini, “ kata Purnama, seorang pedagang sambil menyiram tanamannya. Purnama juga khawatir tanaman berangsur mati karena abu gunung berhawa panas.

Sentra ini mudah diakses. Bila dari alun-alun Kota Batu, Anda tinggal lurus saja ke atas mengarah ke Taman Rekreasi Selecta. Sekitar 10 kilometer (km) perjalanan, Anda akan menemukan pertigaan. Nah di pertigaan jalan itu ada sebuah gapura penanda yang bertuliskan "Selamat Datang di Desa Sidomulyo".

Sebagai pusat penjualan bunga, biasanya tempat ini kerap disambangi pembeli dari berbagai daerah. Namun, sejak Gunung Kelud meletus, desa ini mendadak sepi.

Pedagang lainnya, Podini memprediksi omzet bakal turun signifikan. Biasanya dalam satu bulan bisa mengantongi omzet sampai jutaan rupiah, tapi dengan adanya kejadian ini, omzetnya bisa turun separuhnya.

Hari itu Podini tetap membuka lapak dagangannya. Namun, kesibukannya bukan melayani pembeli. Sama dengan Purnama dan rekan-rekan lainnya, mereka sibuk membersihkan tanaman dari abu vulkanik Gunung Kelud. Mereka berharap tanaman tetap bisa terselamatkan.

Setelah bersih-bersih, mereka lantas menutup kembali tokonya. Soalnya, sudah pasti tidak ada pembeli selama beberapa hari ini. Para pedagang tidak dapat memprediksikan kapan keadaan akan kembali normal. Tapi, yang pasti mereka berharap situasi bisa cepat normal kembali.

Di desa ini terdapat aneka tanaman hias. Antara lain jeruk hias, jambu, pucuk merah sampai gelombang cinta. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau mulai dari Rp 2.500 sampai Rp 300.000 per batang.    (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Havid Vebri