JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk akhirnya mengantongi kembali 6 pesawat yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dari Export Credit Agency (ECA) dan Commmercial Leaders (CL). Hal tersebut tersebut terjadi setelah perusahaan pelat merah itu melaksanakan pembayaran perlunasan yang dipercepat atau voluntary prepayment senilai US$ 62,5 juta. “Dengan dilakukan perlunasan dipercepat maka Garuda Indonesia memperoleh hak kemilikan atas sebanyak enam unit pesawat A 330-300 yang selama ini menjadi underying aset,” kata Emirsyah Satar, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/6). Menurutnya berkat pertumbuhan kinerja perseroan yang didukung dalam program Quantum Leap 2011-2015 maka Garuda bisa memenuhi kewajiban pada kreditur. Kata Emir, awalnya pinjaman sindikasi ECA dan CL tersebut diaokasikan untuk pengadaan sebanyak 6 pesawat A 330-300 tahun 1996 lalu. Handrito Hardjono, Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia Tbk menambahkan selain memperoleh kembali 6 pesawat, perusahaan juga kembali memperoleh jaminan kas dan dana maintenance reserve sekitar US$ 14 juta. Menurutnya kini pihaknya tidak lagi memiiki keterikatan dengan covenant dari EDA dan CL dalam hal pembatasan membagi deviden. “Selanjutnya diharapkan dapat berdampak positif pada kinerja keuangan perseroan,” imbuhnya. Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 140 pesawat terdiri dari Boeing 777-300ER, Airbus A330-200/300, Boeing 737-800NG, Bombardier CRJ1000 NextGen, dan ATR72-600 dengan usia rata-rata pesawat 5 tahun. Untuk mendukung rencana pengembangan jaringan penerbangannya, baik domestik dan internasional, pada tahun 2014 Garuda Indonesia akan mendatangkan 27 armada baru terdiri dari 2 pesawat Boeing 777-300 arcraft, 4 pesawat Airbus A330, 12 pesawat Boeing 737-800NG, 3 pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen, dan 6 pesawat ATR 72-600.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Lunasi utang, Garuda peroleh kembali 6 pesawatnya
JAKARTA. PT Garuda Indonesia Tbk akhirnya mengantongi kembali 6 pesawat yang digunakan sebagai jaminan atas pinjaman dari Export Credit Agency (ECA) dan Commmercial Leaders (CL). Hal tersebut tersebut terjadi setelah perusahaan pelat merah itu melaksanakan pembayaran perlunasan yang dipercepat atau voluntary prepayment senilai US$ 62,5 juta. “Dengan dilakukan perlunasan dipercepat maka Garuda Indonesia memperoleh hak kemilikan atas sebanyak enam unit pesawat A 330-300 yang selama ini menjadi underying aset,” kata Emirsyah Satar, Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/6). Menurutnya berkat pertumbuhan kinerja perseroan yang didukung dalam program Quantum Leap 2011-2015 maka Garuda bisa memenuhi kewajiban pada kreditur. Kata Emir, awalnya pinjaman sindikasi ECA dan CL tersebut diaokasikan untuk pengadaan sebanyak 6 pesawat A 330-300 tahun 1996 lalu. Handrito Hardjono, Direktur Keuangan PT Garuda Indonesia Tbk menambahkan selain memperoleh kembali 6 pesawat, perusahaan juga kembali memperoleh jaminan kas dan dana maintenance reserve sekitar US$ 14 juta. Menurutnya kini pihaknya tidak lagi memiiki keterikatan dengan covenant dari EDA dan CL dalam hal pembatasan membagi deviden. “Selanjutnya diharapkan dapat berdampak positif pada kinerja keuangan perseroan,” imbuhnya. Saat ini Garuda Indonesia mengoperasikan 140 pesawat terdiri dari Boeing 777-300ER, Airbus A330-200/300, Boeing 737-800NG, Bombardier CRJ1000 NextGen, dan ATR72-600 dengan usia rata-rata pesawat 5 tahun. Untuk mendukung rencana pengembangan jaringan penerbangannya, baik domestik dan internasional, pada tahun 2014 Garuda Indonesia akan mendatangkan 27 armada baru terdiri dari 2 pesawat Boeing 777-300 arcraft, 4 pesawat Airbus A330, 12 pesawat Boeing 737-800NG, 3 pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen, dan 6 pesawat ATR 72-600.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News