Luncurkan pinjaman online, bank menantang fintech



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kemunculan perusahaan teknologi finansial (fintech) yang menawarkan pinjaman secara daring jadi tantangan besar bagi industri perbankan, khususnya soal bisnis di segmen konsumer. Tak mau kalah, beberapa bank juga mulai meluncurkan produk pinjaman daringnya.

Teranyar adalah PT Bank DBS Indonesia yang meluncurkan fitur kredit tanpa agunan (KTA) instan dalam platform perbankan digital miliknya, Digibank. Melalui kemudahan yang ditawarkan, Director Consumer Banking Group DBS Bank Indonesia Wawan Salum bilang fitur baru ini dapat mendongkrak segmen kredit konsumer perseroan.

“Segmen KTA memang andalan kami untuk kredit konsumer, dibandingkan KPR, dan maupun kartu kredit. Melalui fitur KTA Instan pada Digibank ini kami berharap bisa mendongkrak pertumbuhan KTA hingga 15%,” kata katanya dalam peluncuran KTA Instan Digibank, Senin (20/5) di Jakarta.


Sebelum resmi diluncurkan, Wawan bilang sejatinya fitur KTA Instan ini telah diujicobakan sejak awal 2019 lalu, selama uji coba pun sudah perseroan sudah menerima 100.000 pengajuan aplikasi. Sayangnya ia enggan merinci berapa nilai pinjaman yang telah disalurkan.

Sedangkan secara umum, sejak diluncurkan pada 2017 di Indonesia sudah ada 1 juta pengguna Digibank, dan 600.000 diantaranya merupakan pengguna aktif.

KTA Instan Digibank sendiri menawarkan pinjaman dari Rp 3 juta hingga Rp 30 juta dengan tenor dari 6 bulan hingga 36 bulan. Bunga yang ditawarkan pun cukup bersaing di kisaran 1,29%-2,49% (flat) per bulan tergantung besarnya plafon yang diterima.

“Jadi sekarang ada dua cara nasabah untuk mengajukan KTA kepada kami, melalui manual, atau digital, dan kami punya target awal pengajuan KTA Instan ini bisa mencapai 20% dari pengajuan KTA kami. Sementara sisanya masih manual,” sambungnya.

Sepanjang 2018 lalu, DBS Indonesia sendiri telah menyalurkan kredit konsumer senilai Rp 9,47 triliun, tumbuh 231% (yoy) dibandingkan realisasi pada 2017 senilai Rp 2,85 triliun. Pertumbuhan tersebut terutama ditopang segmen KTA yang bertumbuh Rp 5,6 triliun.

Sementara secara total, sepanjang 2018 DBS telah menyalurkan kredit Rp 56,86 triliun, tumbuh 42,65% (yoy) dibandingkan penyaluran kredit 2017 senilai Rp 39,86 triliun. Sementara hingga akhir tahun, perseroan memproyeksikan pertumbuhan kredit totalnya mencapai 6,24% (yoy) menjadi Rp 60,41 triliun.

Selain DBS Indonesia adapula PT Bank BRI Agroniaga Tbk (AGRO) yang juga memiliki aplikasi pinjaman daring serupa bertajuk Pinjaman Tenang (Pinang) yang telah diluncurkan sejak Februari 2019 lalu.

Pinang juga menjanjikan proses pengajuan yang praktis, dan cepat. Sementara plafon yang ditawarkan mulai dari RP 500 ribu hingga RP 20 juta dengan tenor dari 1 bulan hingga 12 bulan. Sedangkan bunganya 1,24% (flat) per bulan

Sedikit berbeda dengan DBS, Pinang saat ini baru bisa dinikmati oleh nasabah payroll perseroan maupun induknya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI, anggota indeks Kompas100). Meski demikian, Direktur Utama BRI Agro Agus Noorsanto bilang tahun depan perseroan juga berencana untuk menyediakan layanan Pinang kepada non nasabah.

“Sampai saat ini, nilai pinjaman yang sudah diberikan melalui Pinang mencapai Rp 670 juta dengan 250 debitur. Kami memang belum bisa mempercepat penetrasi sebab masih melihat case issue yang ada di lapangan. Mulai Juni kami akan mulai akselerasi,” kata Agus saat dihubungi Kontan.co.id terpisah.

Hingga akhir tahun, Pinang ditargetkan perseroan dapat menyalurkan pinjaman mencapai Rp 375 miliar dengan mengakuisisi 270.000 nasabah. Sementara hingga akhir 2018 lalu, Perseroan telah menyalurkan kredit konsumsi senilai Rp 825,56 miliar, tumbuh 25,21% (yoy) dibandingkan 2017 senilai Rp 659,24 miliar.

Adapula PT Bank Sahabat Sampoerna yang memiliki .platfrom sejenis, meski tak sepenuhnya sama melalui platform Probiz Dana Anda yang dapat diakses di laman PDAja.com yang diluncurkan sejak November 2018 lalu.

Berbeda dengan kedua platform kredit daring sebelumnya, Probiz Dana Anda berbasis kredit multiguna yang mengharuskan pengguna mengagunkan propertinya untuk mendapat pinjaman. Nah nilai pinjaman yang akan diterima pun akan berdasarkan aset yang diagunkan.

Meski demikian, proses pengajuan pinjaman di PDaja.com juga diklaim perusahaan mudah, dan praktis. Sebab sistem akan secara otomatis mendeteksi berapa nilai properti yang diagunkan untuk kemudian jadi acuan pemberian pinjaman. Sedangkan melalui produk ini, Bank Sampoerna menawarkan bunga 1,17% per bulan dengan tenor hingga 12 bulan.

“Hingga saat ini baru ratusan aplikasi yang diajukan via medium ini. Jumlah pinjaman yang tersalurkan pun baru di angka belasan miliar rupiah,” Direktur Keuangan Bank Sampoerna Henky Suryaputra saat dihubungi Kontan.co.id.

Ke depannya Henky bilang perseroan ajan terus melakukan promosi untuk meningkatkan performa produk. Sementara dari laporan keuangan perseroan, sepanjang 2018 Bank Sampoerna telah menyalurkan kredit konsumsi Rp 861,30 miliar. Nilai tersebut tumbuh pesat dibandingkan penyaluran pada 2017 senilai Rp 30,01 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi