JAKARTA. Banyak investor yang sebenarnya punya keinginan berinvestasi secara reguler di reksadana. Tetapi, kadang-kadang jadwal investasi rutin tersebut jadi terganggu lantaran saat ingin melakukan top up, ndilalah pasar modal sedang jeblok. Investor lebih memilih menunggu sentimen di pasar modal kembali positif, baru melakukan top up. Tetapi, cara berinvestasi di reksadana seperti ini sebenarnya kurang tepat, lo. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Denny R. Thaher, investor seharusnya tidak perlu ragu melakukan investasi rutin di reksadana. "Saya kadang sakit kuping mendengar orang bilang buy on weakness atau realize profit di reksadana," kata dia saat ditemui KONTAN, Jumat lalu (4/3). Denny bilang, investor seharusnya tidak perlu terlalu memusingkan sentimen-sentimen negatif yang sedang mempengaruhi pasar modal. "Kan investor sudah membayar fund manager, biar mereka yang memikirkan strategi mengatasi sentimen negatif itu," cetus Denny.
Lupakan market timing saat investasi reksadana
JAKARTA. Banyak investor yang sebenarnya punya keinginan berinvestasi secara reguler di reksadana. Tetapi, kadang-kadang jadwal investasi rutin tersebut jadi terganggu lantaran saat ingin melakukan top up, ndilalah pasar modal sedang jeblok. Investor lebih memilih menunggu sentimen di pasar modal kembali positif, baru melakukan top up. Tetapi, cara berinvestasi di reksadana seperti ini sebenarnya kurang tepat, lo. Menurut Ketua Umum Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Denny R. Thaher, investor seharusnya tidak perlu ragu melakukan investasi rutin di reksadana. "Saya kadang sakit kuping mendengar orang bilang buy on weakness atau realize profit di reksadana," kata dia saat ditemui KONTAN, Jumat lalu (4/3). Denny bilang, investor seharusnya tidak perlu terlalu memusingkan sentimen-sentimen negatif yang sedang mempengaruhi pasar modal. "Kan investor sudah membayar fund manager, biar mereka yang memikirkan strategi mengatasi sentimen negatif itu," cetus Denny.