Lupakan pertumbuhan, ekonomi China sudah kontraksi



WASHINGTON. Banyak pengamat yang pesimistis terhadap perekonomian China. Mereka bahkan mengingatkan bahwa angka ekonomi China yang dirilis oleh pemerintah setempat tumbuh terlalu tinggi secara dramatis. Salah satunya adalah Robert Barbera, co-director John Hopkins Center for Financial Economics. Dia menilai, saat ini perekonomian China sudah mengalami kontraksi. "Jika Anda mengambil 10 negara yang merupakan partner dagang China, Anda akan mendapatkan data bahwa pemerintah China tidak melakukan apa-apa dengan perlambatan yang ada. Data menunjukkan, apa yang mereka dapatkan adalah minus 4% dari tahun ke tahun," jelasnya.Pendapat serupa juga datang dari Patrick Wolff, founder and managing partner Grandmaster Capital. "China bahkan tidak mencatatkan pertumbuhan sama sekali pada titik saat ini," tegasnya. Dua pernyataan tersebut sangat kontras dengan hasil perhitungan pemerintah China yang menyatakan bahwa pertumbuhan China di kuartal II mencapai 7,5%. Hal itu menandakan perlambatan sudah terjadi untuk 9 dari 10 kuartal dan jatuh di bawah target yang ditetapkan pemerintah untuk tahun 2013. "Perdana Menteri China saat ini, seperti yang dikutip WikiLeaks bilang, dia tidak mempercayai angka PDB yang ada di sana. Semua orang harus melupakan data PDB China seluruhnya. Itu semua omong kosong," kata Wolff. Chanos, founder of hedge fund Kynikos Associates juga mengingatkan, bubble yang terjadi pada kredit China semakin hari semakin memburuk. "Salah satu alasan mengapa suku bunga semalam di China semakin tinggi adalah karena perbankan tidak memiliki dana modal. Mereka tidak punya dana karena kredit yang mereka kucurkan tidak dibayarkan kembali. Kredit macet dipicu oleh perusahaan yang tidak bisa memproduksi barang," papar Chanos.


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie