JAKARTA. Euro kian tenggelam melawan dollar Amerika Serikat (USD). Ini dampak dari sentimen negatif pelonggaran kebijakan moneter zona euro yang semakin gencar dan kekhawatiran atas krisis Yunani. Mengacu data Bloomberg, Rabu (20/5) pukul 18:20 WIB pasangan EUR/USD melemah 0,39% ke level 1,1106. Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures mengatakan tekanan utama bagi euro datang dari pernyataan Salah satu pejabat Bank Sentral Eropa, yaitu Benoit Coeure pada Selasa (19/5) yang menyatakan akan meningkatkan pembelian obligasi di bulan Mei dan Juni tahun ini. Gerak euro pun kian berat akibat kekhawatiran pasar terhadap risiko gagal bayar (default) utang Yunani. “Apalagi sekarang makin mendekati tenggat waktu pembayaran,” kata Faisyal. Tekanan bagi euro juga datang dari lawannya yakni dollar Amerika Serikat (AS). Paling baru, dollar AS menguat akibat rilis data izin mendirikan bangunan AS (building permits) AS per April 2015 yang naik menggembirakan menjadi 1,14 juta bangunan, angka ini lebih besar dari bulan sebelumnya yaitu 1,04 juta bangunan. Apalagi pasar tengah menunggu notulensi hasil rapat Bank Sentral Amerika (FOMC meeting minutes), pada Rabu (20/5) malam. “Dollar cenderung pun menguat sembari menunggu notulensi FOMC,” kata Faisyal. Faisyal memperkirakan pasangan ini akan melanjutkan pelemahan pada Kamis (21/5). “Pernyataan dari pejabat ECB dan kekhawatiran gagal bayar utang Yunani, masih cukup membebani euro,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Lwan USD, Euro kian tenggelam
JAKARTA. Euro kian tenggelam melawan dollar Amerika Serikat (USD). Ini dampak dari sentimen negatif pelonggaran kebijakan moneter zona euro yang semakin gencar dan kekhawatiran atas krisis Yunani. Mengacu data Bloomberg, Rabu (20/5) pukul 18:20 WIB pasangan EUR/USD melemah 0,39% ke level 1,1106. Faisyal, Analis PT Monex Investindo Futures mengatakan tekanan utama bagi euro datang dari pernyataan Salah satu pejabat Bank Sentral Eropa, yaitu Benoit Coeure pada Selasa (19/5) yang menyatakan akan meningkatkan pembelian obligasi di bulan Mei dan Juni tahun ini. Gerak euro pun kian berat akibat kekhawatiran pasar terhadap risiko gagal bayar (default) utang Yunani. “Apalagi sekarang makin mendekati tenggat waktu pembayaran,” kata Faisyal. Tekanan bagi euro juga datang dari lawannya yakni dollar Amerika Serikat (AS). Paling baru, dollar AS menguat akibat rilis data izin mendirikan bangunan AS (building permits) AS per April 2015 yang naik menggembirakan menjadi 1,14 juta bangunan, angka ini lebih besar dari bulan sebelumnya yaitu 1,04 juta bangunan. Apalagi pasar tengah menunggu notulensi hasil rapat Bank Sentral Amerika (FOMC meeting minutes), pada Rabu (20/5) malam. “Dollar cenderung pun menguat sembari menunggu notulensi FOMC,” kata Faisyal. Faisyal memperkirakan pasangan ini akan melanjutkan pelemahan pada Kamis (21/5). “Pernyataan dari pejabat ECB dan kekhawatiran gagal bayar utang Yunani, masih cukup membebani euro,” ujarnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News