M Cash genjot ekspansi usai IPO



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan rintisan (startup) kini mulai melirik pasar modal sebagai jalur mencari dana segar. Salah satunya, PT M Cash Integrasi Tbk (MCAS) yang belum lama ini melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI), dengan raihan dana IPO Rp 300 miliar.

Sebagian besar dana itu akan digunakan untuk modal kerja tahun depan, pembelian mesin, perangkat lunak, dan infrastruktur teknologi. MCAS bergerak dalam bidang usaha distribusi produk digital dan e-commerce melalui kios digital (kiosk). Melalui kiosk, pelanggan bisa bertransaksi produk digital, seperti pulsa, tiket konser, token listrik, juga pembayaran tagihan.

Direktur Utama MCAS Martin Suharlie menyebutkan, hingga Oktober 2017, perusahaannya telah memiliki 409 kiosk. Sampai akhir tahun ini, MCAS menargetkan bisa memiliki 1.000 kiosk. Dengan harapan, target tersebut bisa terpenuhi pada pertengahan Desember nanti. Untuk target jangka panjang, MCAS akan membangun 10.000 kiosk hingga 2020 mendatang.


Target itu belum termasuk kerjasama dengan pihak lain. Sebab, mulai 2018, MCAS akan membuka tawaran waralaba (franchise) bagi mitra yang ingin membuka kiosk. "Kerjasama kemitraan dilakukan setelah selesai pemasangan kiosk di hipermarket dan supermarket. Kami akan menyasar pasar individual," ujar Martin, Jumat (10/11).

Saat ini, 80% kiosk milik MCAS masih terpusat di Pulau Jawa dan Bali. Tahun depan, pemasangan kiosk ini akan menyebar di seluruh daerah di Indonesia. "Kami sudah pasang di Kalimantan dan mulai Desember 2017 akan menyasar seluruh provinsi mengikuti outlet-outlet mitra supermarket kami," imbuh Matin.

Inovasi baru

Tahun ini, MCAS menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sekitar Rp 25 miliar. Martin mengatakan, seluruh belanja modal ini sudah terserap untuk pengadaan kios digital dalam berbagai versi. Tahun depan, MCAS bakal lebih gencar lagi dalam berekspansi, dengan menyiapkan capex hingga Rp 90 miliar.

Martin menjelaskan, MCAS juga akan menggunakan dana IPO untuk membeli hardware dan software. Selain itu, investasi yang dianggap tak kalah penting adalah pengembangan sumber daya manusia. Menurutnya, saat ini MCAS dijalankan oleh 40 personel. "Nah, tahun depan kami akan menambah 40 personel lagi untuk MCAS dan anak perusahaan," ungkap Martin.

Informasi saja, MCAS yang merupakan anak usaha PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN) ini memiliki empat jalur distribusi, yaitu kios digital, jaringan grosir digital, kasir, dan aplikasi chatting robot (chatbot). Aplikasi chatbot mempunyai fungsi untuk memudahkan pelanggan dalam bertransaksi tanpa perlu mengunduh aplikasi terlebih dahulu. Meski aplikasi ini baru diluncurkan setahun lalu, chatbot disiapkan untuk bisa masuk ke teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

Bukan cuma itu, MCAS juga akan menambah jaringan distribusi dan memfinalisasi teknologi baru. "Beberapa inisiatif baru yang semuanya bersifat digital akan diumumkan saat sudah siap diluncurkan ke pasar," kata Martin.

Saat ini, penyumbang pendapatan terbesar MCAS berasal dari penjualan pulsa elektronik. Bisnis segmen tersebut memberi kontribusi hingga 90% terhadap total pendapatan M Cash Integrasi.

Dalam jangka panjang, MCAS bakal lebih banyak mendorong pendapatan dari bisnis e-toll dan pelayanan registrasi berbagai produk perusahaan mitra. Sarana tersebut ditawarkan untuk menjaga loyalitas pelanggan dari mitra-mitra perusahaan yang bekerjasama dengan MCAS. "Ini sebagai fee based income bagi MCAS tanpa harus menyediakan modal kerja yang besar," ungkap Martin.

Selain menggandeng supermarket dan minimarket dalam membangun kios digital, MCAS juga akan melebarkan ekspansi dengan menggandeng restoran dan rumahsakit. Tak hanya itu, MCAS pun bakal berkongsi dengan perusahaan telekomunikasi.

Yang terbaru, MCAS menanamkan investasi di perusahaan mobile wallet, PT MatchMove Indonesia (MMI). MatchMove merupakan anak usaha dari MatchMove Pay Pte Ltd yang bermarkas di Singapura. "Kami akan banyak berkolaborasi dengan perusahaan teknologi dari dalam dan luar negeri," sebut Martin.

Sebab, menurut Martin, teknologi digital akan menjadi tulang punggung pertumbuhan bisnis di berbagai sektor. Dengan tingginya penetrasi internet dan ponsel pintar, MCAS yakin bisnisnya kelak semakin bertumbuh.

Hingga kuartal III 2017 lalu, MCAS berhasil mencetak pendapatan Rp 717,6 miliar, naik 166,25% year on year (yoy). Laba bersihnya juga melejit nyaris empat kali lipat dari sebelumnya Rp 1,86 miliar menjadi Rp 6,72 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini